Bismillaah
Sebutir Mutiara
A poem by Sakura Sizuoka
Sayang, duduklah di sini bersamaku
Di atas pepasir putih Pantai Rotterdam
Menikmati semilir angin pantai
Merayapi ombak dan gelombang yang menggulung-gulung indah
Sini, Sayang, mendekatlah kepadaku
Akan kutunjukkan satu hal kepadamu
Ini, tentang mutiara
Yaaa, mutiara yang bersemayam indah di rahim cangkangnya
Sayang, kau tahu?
Untuk menjadi bersinar anggun nan mempesona
Ia harus merelakan dirinya untuk ditempa
Diolah, diproses!
Ditempa oleh kehidupan
Mengikuti alur yang Allaah suratkan dalam takdir
Menerima dan menjalani semua dengan ikhlas
Berlapang dada menghadapi semua ketentuan Allaah
Diolah, ditimpa berbagai masalah
Panas mendidih
Dingin menggigil
Merintih sakit, menangis dalam luka dan perih
Diproses, dikemas ... Menjadi Sebutir Mutiara
Bersinar indah
Anggun mempesona
Bertahta di atas aura cinta
Sayang, mengerti kah dirimu?
Mutiara juga tidak langsung menjadi indah
Ia, menjalani sekian langkah
Ia, melakukan perjuangan dan pengorbanan
Kau tahu?
Air matamu itu, kelak akan berbulir mutiara
Jika linangannya adalah buah dari tawakkal
Menangislah, Sayang lalu tersenyumlah!
Tataplah jauh ke dapan!
Jaaauuuh, dan jangan pernah menoleh ke belakang
Biarlah itu menjadi masa silam
Masa yang akan tenggelam bersama debur keikhlasan ....
Leiden, 11 September 2015
Belum ada tanggapan untuk "Sebutir Mutiara"
Posting Komentar