Serial: Miss Jannah

step-by-step.jpg

Bismillaah

---Tanpa Sub Judul---

Booosaaan! Dan, kau wajib tahu, kebosananku ini sudah benar-benar di level tertinggi. Yaaah, mungkin kalau di levelnya keripik singkong sambal balado gitu, sudah di level sepuluh. SEPULUH. Level yang meledakkan lidah siapa saja yang memakannya. Terlebih kalau memakannya sambil mium the panas! Daaarrr!

Ada ide? Apa yang bisa kukerjakan setelah seharian ini berkutat dengan kamar? Ummm, maskudku, dengan semua hal yang ada di kamar.

- Membereskan kamar yang kata Mama sudah seperti Titanic menabark karang (Wuuuiiih, hancur banget berarti ya? Ah, tidak juga deh!)

- Membereskan kandangnya Cimot (Itu, hamster tercintaku)

- Mengganti airnya Goldiena (Ikan mas tercintaku. Kau ingat kan? Semoga kau tidak sedang amnesia)

- Mengerjakan Home Work yang setumpuk tinggi mirip anakan gunung

- Meneliti naskah puisiku yang mau untuk lomba baca puisi pekan depan (Siapa tahunya banyak typo. Kau tahu kan? Itu masalah besarku dalam menulis)

- Melapisi cat dinding kamarku (Ini pekerjaan yang paling membunuh. Eh, serius. Hanya gara-gara Mama keberatan aku mencatnya dengan warna hitam, terus harus ditutupi dengan warna terang. Emang, ada ada apa dengan hitam? Seram? Yeeeaaah, I love seraaam!)

Duuuh, enaknya ngapain ya? Kasih ide dong? Tapi, jangan kasih aku ide yang harus mandi dulu baru bisa melakukan itu ya? Please, aku mau libur mandi hari ini. Eh. Upz. Kelepasan. Hekekeke. Tapi, kalau memang bisa libur, asyiiik kali yaaa? (Dijamin Mama bakalan mengomel sampai aku mandi. Hihihihi.) Yaaa, habis Yogyakarta dingiiin bangeeet setiap pagi. Ya, belum sedingin saat winter di Leiden sih. Alasan sajaaa. Hehe.

***

Aku terbangun. Ada apa? Kenapa? Siapa? Di mana? Ya Allaah, jadi, aku tidur? Beneran tidur? Sampai kaget dan kacau waktu terbangun ....

Eh, itu siapa?

"No, jadi mau ikut nggak? Kita udah mau berangkat nih!" Suara itu cempreng eh maksudku, khas banget di telingaku. Itu kan, Ovy? Ya Allaah. Duuuh. Kenapa bisa lupa sih? Kan, kami sudah janjian mau ke Gramedia berburu obral teenlit. Hikaaa. Jam berapa ini?

"Masuk, Vy. Okino mandi dulu ya? Tunggu bentar." Kataku sembari mengumpulkan semua kesadaran. Maklum, aku kalau tidur tidak sadar. Eh, memang begitu kan, kalau seseorang tidur. Hihihi. Ovy memberengut. Dia paling tidak bisa menunggu. Sama sih sebenarnya.

"Yaelah, No. Belum mandi? Jorok banget sih lo, No!" Cerocosnya sambil mencomot M & M dari toples dan mulai mengemil.

Aman, kalau sudah mengemil Ovy bisa menjadi jinak. Hehe. "Sorry, Vy. Ketiduran tadi. Bentar ya? Jangan memberengut dong! Nanti cantiknya hilang loh,"

*

"Ndoro Alit, tadi Ndoro Sepuh berpesan. Ndoro Alit siap jam setengah dua, mau dijemput ...," Mbak Wit dengan santun mengabariku berita buruk. What? Mama?

"Haaa? Mbak, kan Okino mau jalan sama Ovy," rajukku. Mbak Wit mendunduk. Takut. Kasihan juga sih. Tidak seharusnya juga aku bersikap begitu. Tapi, bagaimana dengan Ovy?

Kulirik Ovy dan memberengutnya sudah di level seribu ....

---#---

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Serial: Miss Jannah"

Posting Komentar