Persada Cinta

Bismillaah

Cinta ... Terima kasih, untuk 3:50-Mu yang begitu indah ini. Aku terharu, sekaligus tertunduk malu. Malu. Sungguh, malu sekali pada-Mu, Cinta.

Terharu. Sebab, sampai detik ini Engkau senantiasa menjagaku. Memelihara jiwa dan raga ini. Membersamaiku di setiap detik yang Engkau gulirkan. Apalah lagi, yang bisa kudustakan dari-Mu, Cinta? Tiada. Sungguh, nikmat-Mu, tak terbatas tak terukur. Setiap waktu terulur. Untukku.

Malu. Malu sekali. Sebab, sampai detik ini masih belum bisa maksimal untuk mengabdi pada-Mu. Masih belum bisa menjaga Ikatan Cinta kita. Begitu banyak hal yang kuciptakan untuk menodainya. Cinta ... Allaah, Allaah, Allaah. Semoga Pintu Ampunan senantiasa Engkau bukakan untukku.

Izinkan air mata ini meluruh peluh, Cinta. Di hadapan-Mu, aku bersimpuh. Luruh. Sepenuh Sukma Cinta.

3:50-Mu, menyentuhkan rindu padaku. Dan, kekuatannya kini, menggulungku hingga ke dasaran samudera. Persada Cinta beriaskan air mata kasih. Cinta, pada-Mu aku menuju. Hanya Engkau. Satu. Selamnya.

Jemput aku, Cinta. Rengkuh diriku. Dekap. Erat. Hangat. Engkau, Segalaku.

Leiden, 26 September 2015

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Persada Cinta"

Posting Komentar