Jadi?

Bismillaah

Jadi?

Harus kah membiarkan semua ini berlarut-larut? Menjadikan semuanya seperti serbuk yang tergerus air panas? Hancur! Lumat!

Memangnya, tidak bisa ya kita berbicara dengan baik. Duduk berdua. Berhadapan. Saling mengutarakan apa yang ada di dalam benak masing-masing. Dengan jujur dan terbuka. Dengan jernih akal. Dengan bening hati. Tidak melibatkan hawa nafsu. Begitu. Bisa kah?

Atau, kamu memang lebih menyukai keruwetan ini? Memberikan banyak peluang kepada syaithan untuk menunggangi punggung hati? Membuka pintu-pintu kebathilan semakin terbuka lebar? Hingga tak bisa lagi kamu mendengarkan aku? Tak bisa lagi kamu memperhatikan aku? Oooh, naif sekali!

Oke, kalau begitu, izinkan aku berdiam diri. Di sini. Pada sudut terkecil di hatiku. Aku tidak suka keruwetan. Apalagi keributan. Aku tidak menyukainya sama sekali. Itu hanya akan mengotori hati. Aku tidak mau itu terjadi. Maaf.

Dan, ingat. Bukan aku yang merusak semua ini. Bukan aku juga yang membuat kesalah pahaman ini terjadi. Oke? Thanks.

Jadi?

Apalagi yang harus kujelaskan padamu? Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi kan? Bukan kah semuanya sudah sangat terang. Terang benderang malah. Kamu, merentangkan jarak pada hubungan kita! Itu faktanya. Baiklah, baiklah.

Tidak apa-apa.

Tapi, kalau kamu masih bisa berbicara, aku tetap menunggu saat itu. Meski setelah berbicara, mungkin kita tidak bisa lagi bersama. Yaaa, setidaknya, kita sudah berbicara. Berhadapan. Berkata jujur dan terbuka satu sama lain. Itu saja. Jika setelah itu, kita harus terpisah ... Bagaimana lagi? Tak bisa memaksakan kehendak satu sama lain kan? Hanya bisa melepaskan. Lepas ...!

Postingan terkait:

4 Tanggapan untuk "Jadi?"

  1. Jadi apa kamu mencintaiku .halah cuma :pfft

    cerpennya ane suka loh.

    Kunjungan diblogku juga ya.

    BalasHapus
  2. @rizal,
    Haha ... Ini juga fiksi, Kak.

    Thanks, semoga bermanfaat.

    In syaa Allaah. :)

    BalasHapus
  3. siapa yang suka pada keributan? bahkan sayapun tak menyukai hal itu hemp

    BalasHapus
  4. @Atep Setiawan,
    Hekekeke, maaf, Kak.

    Please, don't be angry. Hihi.

    BalasHapus