Bintang Kecil Di Matamu

Bismillaah

"Assalamu'alaykum, Bintang Kecilku. Selamat datang di dunia ini. Selamat menghirup udara segar di bumi Allaah. Selamat menikmati siraman sinar mentari. Selamat mendengarkan nyanyian alam. Di atasmu, Allaah payungkan langit biru. Ia, berhiaskan awan putih nan cerah. Berarak perlahan menyambut hadirmu. Saat malam tiba nanti, kau akan saksikan, gemintang bertaburan di sana. Berkelap-kelip bak berlian. Indah. Kelak, kau juga akan saksikan cahaya rembulan memendarkan cinta. Dan, ini, yang mendekapmu ini, Bunda ... Bunda yang selama ini mengandungmu. Bunda yang sekian waktu yang lalu memperjuangkan kelahiranmu. Bunda mencintaimu, Bintang kecil dan Allaah jauh lebih besar cinta-Nya kepadamu, karena Allaah Maha Cinta. Kau lihat, Bintang kecil. Itu Ayah. Ayah yang memperdengarkan Adzan dan Iqamah di pendengaran jiwamu. Ayah yang akan menyayangimu dengan sepenuh hati, mendidik dan meneladanimu dengan sepenuh kasih. Ayah, akan mencintaimu dengan segenap cintanya. Bintang Kecil, resapilah, Bunda mengecupmu dengan sepenuh cinta dan ridha," aku menghela napas panjang. Panjang dan berat. Bintang masih sesenggukan di pangkuanku. "Itu yang dibisikkan Bunda kepadamu, Bintang. Satu jam setelah kamu lahir. Semoga kelak, kamu akan menjadi Bintang Kecil-nya Ayah dan Bunda. Selamanya," lanjutku, sembari mengusap-usap kepalanya. Rambutnya yang tebal dan hitam terasa lembut. Aroma shampoonya menyeruakkan harum. Aaah, tak terasa! Kini, usianya sudah sebelas tahun.

Aku mengerti. Terlalu dini baginya untuk tahu semua ini. Namun, Allaah jualah yang mengatur dan menghendaki semua ini. Selama ini, aku selalu katakan padanya, "Bunda bekerja. Jauh. Karena Bunda sayang sama Bintang dan Ayah. Bunda membantu Ayah memenuhi semua kebutuhan hidup kita. Bunda mengirimkan kerudung, baju, sepatu dan mukena untuk Bintang," aku tahu, berbohong itu dosa. Namun, apalah daya? Aku hanya tidak ingin membuatnya bersedih.

Sekali lagi, waktu adalah rahasia Allaah. Tadi pagi, Bintang menemukan foto bunda. Di foto itu, Bunda tengah hamil besar, mengandung Bintang. Mengenakan daster bercorak Batik Pekalongan dan sedang duduk di kursi bambu. Kursi yang ada di teras depan dan sampai sekarang tidak pernah kupindahkan. Senyumnya mengembang indah.

Bintang senang sekali menemukan foto bunda dan sambil melonjak-lonjak riang, dia minta Bunda mengirimkan foto terbarunya. DEG! Jantungku nyaris berhenti berdetak-detak.

Foto terbaru?

Bagaimana bisa?

Apakah ini saat yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya?

Atau, aku harus berbohong lagi?

---#---

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Bintang Kecil Di Matamu"