Serial: Jannah Family

jannah-family.jpg

Bismillaah

---Yuan Mau Sekolah---

"Dik, Mas berangkat dulu ya? Jaga dirimu dan Yuan baik-baik, ya? Mas usahain pulang cepet," Tsun mengecupkan doa dan restu ke kening Puri, mesra. "Yuan, Abi kerja dulu ya? Yuan baik-baik, ya?" Imbuhnya, lalu mencium kedua pipi nyempluk Yuan.

"Iya, Mas. In syaa Allaah, hati-hati ya, Maaas?" Puri mencium punggung tangan Tsun, santun sepenuh cinta. Sementara Yuan yang sedari tadi sibuk dengan plastisinnya, berceloteh riang, "Abi tejak? Uan tetoyah tama Ummi,"

"Iya, Sayang. Oke, shalihah-nya Abi. Nanti sekolah ya?" Tsun mencuil lembut pipinya. Tepat di lesung pipitnya. Menggemaskan, batin Tsun.

Puri mengajak Yuan melambaikan tangan setelah Tsun mengucapkan salam dan menuntun Si Butut sampai di ujung gang. Di sini ada aturan, mesin kendaraan harus di matikan. Kecuali mobil.

"'Alaykassalam, Abi. Be carefull, Abi. We love Abiii," Puri mengajari Yuan. Terdengar samar, Tsun menjawab, "Abi loves Yuan too,"

***

"Eeeh, anak Ummi sudah bangun," Puri mendekati Yuan. Meninggalkan semua diktat kuliahnya di atas meja. Dibiarkannya terbuka masing-masing halamannya.

"Ummiii," Yuan menangis. Sudah tiga hari ini, setiap bangun tidur siang, Yuan selalu menangis. Mungkin, karena hari-hari sebelumnya, selalu bersama Tsun. Jadi kemungkinan Yuan rindu. Biasanya kalau sama Tsun, Yuan tidurnya selalu digendong. Kalau sama Puri, tidurnya di tempat tidur dan disambi belajar.

Tiga hari ini, Puri masuk pagi. Jadi, Tsun mengambil shift kerja siang. Sepulang Puri dari sekolah.

"Sayaaang, berdoa dulu yuk? Alhamdulillaahilladzii ahyanaa bada'na amaatanaa wailaihinnusyuur," Puri membimbing Yuan dengan sabar.

"Uan mau tetoyah, Ummi. Tama Abi," kata Yuan sembari duduk dan celingukan mencari tas sekolahnya. Tas itu, dibelikan Tsun pekan lalu.

"Oh, oke, Sayang. Tunggu Abi pulang ya?"

Yuan mengangguk dan dengan lucu meringis memamerkan giginya yang sudah tumbuh delapaan atas bawah.

"Didik, didik,"

"Iyaaa, itu gigi Yuan. Cantik ya, sehat ya?"

"Tetoyah, Ummi. Tetoyaaah," tangisnya pecah lagi. Puri memangkunya.

"Yuuuk, disiapkan tasnya dulu? Nanti, Abi datang, baru berangkat," Puri menggendongnya. Mengambil tas mungil bergambar pelangi dan kebun bunga yang disimpannya di meja kerja Tsun.

"Ndak mau, Ummi. Mau tetayang. Mau tetayang." Puri merajuk. Mengikuti langkah Puri dengan tangisan manjanya.

"Naaah, ini tasnya Yuan. Yuuuk, bukunya dimasukkan yuk?"

Mata Yuan berbinar melihat tas itu. Tas kesayangan. Dirangkulnya dengan wajah berseri. Lucu. Air matanya masih merembes. Isaknya masih terdengar.

"Ummmi, nenen duyu ya? Tetoyahnya undu Abi," katanya lucu sambil menggandeng tangan Puri mengajak ke kamar. Akhirnya, alhamdulillaah. Bisik hati Puri.

Yuan nenen dengan bahagia. Puri pun bersyukur dan bahagia. Semoga, Allaah senantiasa melimpahkan kesabaran, meneguhkan iman dalam membersamai Yuan.

Yaa Rabb, jagalah Mas dan jagalah kami. Lindungilah kami dari godaan setan, Yaa Rabb. Aku titipkan Yuan dan Mas pada-Mu. Bismillaah. Bisik hatinya, syahdu.

---#---

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Serial: Jannah Family"

Posting Komentar