Matahari Sebundar Tampah

Bismillaah

Assalamu'alaykum, Dik

Di tempat Mas sudah jam sebelas lebih dua puluh tujuh menit. Sebentar lagi Shalat Dhuhur. Bagiamana dengan di tempatmu, Dik dan apa kabarmu? Alhamdulillaah, Mas dalam keadaan baik dan sehat.

Maafkan Mas, Dik. Terlalu banyak kesalahan yang Mas perbuat. Rasanya, penyesalan saja takkan pernah cukup untuk menghapus semua itu, Dik. Oleh karenya, Mas mohon, tegur Mas, Dik.

Jika Mas salah, jangan sungkan-sungkan menegur Mas. Jika Mas lupa, jangan sungkan-sungkan mengingatkan Mas. Mas akan sangat berbahagia andai dirimu mau melakukan semua itu, Dik. Dan Mas yakin, dirimu takkan keberatan. Iya kan, Dik?

Begitu juga sebaliknya. Mas akan lakukan hal yang sama padamu. Oh, ya, bagaimana keadaan dirimu, Dik? Semoga lekas sehat dan sembuh. Syafakillaah, Dik. Yang kuat, yang sabar. Allaah bersamamu. Doa Mas selalu menyertai di setiap langkahmu. Semoga Allaah ridha. Aamiin.

Oh ya, Dik. Mas mau membayar janji Mas. Sebenarnya, Mas tidak sepandai dirimu dalam menulis. Namun, karena Mas sudah berjanji, maka Mas akan tepati. Jangan ditertawakan ya, Dik?

Matahari Sebundar Tampah

Pagi tadi, saat berangkat bekerja

Allaah menunjukiku matahari sebundar tampah

Berseri-seri wajahnya

Menawarkan berjuta bahagia

Aku terpana

Dalam keterpanaan itu, kuingat dirimu

Nun jauh di sana

Semoga Allaah senantiasa menjaga

Semoga bersama matahari sebundar tampah ini

Allaah taburkan barakah

Allaah siramkan hikmah

Allaah titiskan ibrah dan kebahagiaan

Jaga dirimu baik-baik, Dik

Yakin, Allaah bersama kita

Sampai bertemu di saat itu

Saat Allaah halalkan kit

Indonesia, 15 September 2015

Sederhana kan, Dik? Semoga dirimu suka. Meski tak seindah tulisan tanganmu dan puisi-puisimu, namun Mas berharap dirimu mau menyimpannya. Semoga Allaah mencatatnya sebagai doa dan semoga Allaah ijabah. Aamiin.

Oooh, ya, Dik. Mas sekarang sibuk sekali. Jadi, Mas minta maaf jika tidak punya banyak waktu untuk menghubungimu. Atau, sekedar membalas pesan-pesanmu di BBM dan WA. Maafkan Mas ya, Dik? Sebab, Mas harus berjuang sepenuh hati, sekuat jiwa dan raga untuk masa depan (kita).

Semoga kita dimasukkan Allaah ke dalam golongan hamba-nya yang benar-benar bertaqwa. Aamiin. Cukup dulu ya, Dik? Sudah Dhuhur di sini. Mas shalat dulu. Untukmu, jangan lupa mimik susu. Makan yang banyak dan mimik obat. Syafakillaah, Dik. Tetaplah bersemangat!

Wassalamu'alaykum,

Mas

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Matahari Sebundar Tampah"

Posting Komentar