Rindu Yang Menyekap

Bismillaah

Lagi-lagi, seluruh tubuhku bergetar. Kupastikan, kerudungku tak terbuai oleh desingan angin yang terdengar merajuk tadi. Setelah itu, aku hanya bisa menunduk. Jantungku berbunyi JEDUG! Mirip sebuah hantaman. Dan ini, hatiku, rasanya ia digulati gelenyar-gelenyar aneh yang semakin lama semakin menghimpit. SESAK! MENGGELEGAK!

Hanya satu yang membuatku bertahan, dan memutuskan untuk tetap berada di sini. Menopang ragaku yang kian bergetar pun jiwaku yang mulai bingar! Aku merinduinya. Sejak lama. Dan kini, dia benar-benar dikirimkan Allaah ke sini. Di hadapanku. Nyata. BUKAN MIMPI. BUKAN BAYANGAN!

Kudengar ia mengucapkan salam, santun dan ramah. Kau tahu? Aku mendadak gagap. Setengah bisu dan aku merasa sangat bodoh. Karena bahkan untuk menjawab salamnya itu pun aku tak sanggup. Tak kuasa. Kuremas hatiku, memintanya untuk memaksa bibirku agar tergetar dan mengatakan, "Wa'alaykassalam, Kak."

Sia-sia. SIA-SIA! Yang ada, aku malah semakin bungkam dan kau tahu? Seluruh wajahku memanas. Aku jadi ingat, kata Kak Akari, ini ciri-ciri khusus gadis mungil sedang jatuh cinta. What? JATUH CINTA? Aku? Jatuh cinta? Pada Kak ...?

Yaa Allaah ... Apa itu boleh? Maksudku, apa Engkau membolehkan?

"Hoshi," suaranya memecah sunyi, hampir bersamaan dengan rajukan angin dan jerit riang bayi-bayi waterkip di kanal sana.

"Kaaak," ucapku pada akhirnya.

"Maafkan Kakak, ya? Ini ...," katanya sembari mengangsurkan kertas tebal berwarna maroon. Kali ini, getaran tubuhku sudah mereda, jadi kuterima kertas itu dengan sedikit gemetar dan gugup dan letupan dahsyat dari dadaku nyaris merobohkanku.

Kulirik, sekilas ...

Yukiko & Dam

Rasanya, aku amblas ... Tersedot ke bagian terdalam perut bumi. Kak Dam? Jadi, Kak Dam ke sini hanya untuk mengantarkan surat undangan ini?

---#---

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Rindu Yang Menyekap"

  1. kata-katanya bagus. terus berkarya.! :)

    BalasHapus
  2. @Galaxytion,
    Thaaanks. In syaa Allaah.

    BalasHapus