Serial: Jannah Family

jannah-family.jpg

Bismillaah

---Catatan Harian Puri---

Maha Benar Allaah, dalam setiap kejadian yang Dia kehendaki terhadap semua hamba-Nya. Maha Suci Allaah, atas segala pilihan dan keputusan-Nya. Semoga Allaah senantiasa menjaga, Surga Kecil yang mereka bangun di atas Pelataran Islam. Jannah Family, yang mereka semaikan di atas Pelataran Cinta dan kasih sayang. Semoga Allaah menjadikan keluarga yang dirindukan surga. Keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah baarakah. Aamiin.

"Mas, apakah melihat buku harian Puri?" Puri menyusul Tsun yang sedang menidurkan Yuan. Setengah hari ini nanti, jadwalnya menjaga Yuan. Puri ada jadwal kuliah. Begitulah, setelah Allaah hadirkan Yuan, mereka harus semakin mengeratkan genggaman jemari dalam menjalani hari dem hari. Setulus hati, sepenuh kasih saling membantu dan bekerja sama.

Tsun meletakkan telunjuk didepan bibirnya. Itu tandanya, Yuan sudah bobok tapi belum lelap. Kalau terbangun, dan melihat Puri berangkat ke kampus, bisa-bisa tangisnya meledak-ledak. Hehe. Bayi hebat, usianya tiga bulan dan sudah sangat cerdas. Tahu umminya mau kuliah pasti mau ikut. Anak shalihah. Hehe.

"Iiih, tahu tidak, Mas?" Puri sedikit kesal. Buku itu sangat penting. Semua hal Puri tuliskan di sana. Termasuk, jadwal kuliah hari ini. Ada yang sedikit dilupakannya. Jam berapa ya dimulainya Mata Kuliah Jiwa Manusia? Jam sembilan atau sembilan lewat tiga puluh menit?

Tsun menggeleng. Tapi, menggeleng yang menggoda. "Itu lhooo, di bawah bantal. Hayyyooo, kenapa disembunyiin?" Bisiknya sambil tersenyum geli melihat Puri memberengut.

"Oh, iya, lupa!" Puri menjawab serius sambil menyunggingkan sedikit senyum manis (sedikit juga) lalu mengambil buku hariannya yang ternyata disimpannya di bawah bantal. Hehe. Menyimpan sendiri, lupa sendiri. Subhanallaah. Hatinya tersenyum geli.

Dibukanya halaman demi halaman, mencari di mana ia menuliskan jadwal kuliah. Sampai di sebuah halaman, matanya terbelalak. Terkejut dan rasanya jantungnya berhenti berdegup. Ya Allaah, ini kan ....?

"Ummm, Mas. Eng, ummm, Puri. Emmmm, Mas. Puri minta maaf. Tapi, tapi, Puri tidak membalanya Mas. Sungguh dan Puri sudah mau membuangnya di tempat sampah semalam itu tapi Puri keburu ngantuk. Ummm, hikaaa," gugup, Puri menjelaskan tentang amplop pink berisi surat cinta dari teman sekampusnya. Ia, tidak tahu kalau Puri sudah menikah dan ingin sekali mengkhitbahnya.

"Sssttt, Yuan sudah bobok, Dik," Tsun membaringkan Yuan di tempat tidur. Pelan-pelan dan hati-hati diselimutinya.

"Mas?"

"Iya, Dik. Apa?"

"Mas marah? Mas boleh ....,"

"Sssttt, Mas tidak bisa marah, Dik. Apalagi sama kamu. Bidadari Surganya Mas. Senyum dooong," Tsun mencuil pucuk hidung Puri.

Aaah, leganya! Segala ketakutan yang melanda hati Puri sirna seketika. Ia berjanji, takkan mengulangi lagi kecerobohan itu.

"Jaga diri kamu, Dik. Ingat, Mas sangat mencintaimu dan Yuan," suara Tsun meneguhkan hatinya. Kristal bening pun berjatuhan dari soca beningnya.

---#---

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Serial: Jannah Family"

Posting Komentar