Sajak Antagonis

Bismillaah

Judulnya: Aku Mati Kutu

Ini, akibat ulahku sendiri

Yang tak menggunakan iman dan hatiku dengan baik

Eh, wait!

Tunggu dulu!

Iman?

Oh, jadi, aku mulai menyadari pentingnya iman? syukur

Tapi, sepertiny sudah sangat terlambat

Sangat!

Duh, :'(

Jalani saja

Dengan sekuat tenaga kujalani hari-hari yang penuh dengan kotoran itu! Menjawab satu per satu pertanyaan yang diajukan oleh nuraniku sendiri. Tidak menyangka, semuanya akan menjadi rumit seperti ini!

Aku kejang-kejang ditunggangi iblis!

Beranak pinak dalam hatiku

Mereka, menguasai jiwa dan ragaku

Oooh, Tuhan ...! :'(

Rekontruksi

What ever that may be, hanya harus dijalani

Aku harus mau!

Aku harus siap!

Aku harus kuat!

Allaah, ampunilah segala dosa hamba-Mu ini, Allaah

Allaah, peluk aku. Dekap aku. Genggam jemariku. Without you, I'm nothing.

Terlewati sudah!

Sumpah. Saat itu, aku benar-benar sudah menjadi binatang dan lebih bodoh dari pada binatang. Aku bodoh! Tega sekali melakukan semua itu!

Aku benci diriku sendiri. Aku benci!

I hate my self!

Membara sudah, api kebencian itu!

Melalap habis jiwa dan raga!

Aku benci!

Kenapa aku harus begini?

Menjadi ratu nafsu yang tak punya perasaan dan hati!

Enyahlah kau dari dunia ini ...!

Enyahlah! Jangan bergentayangan di bumi!

Allaah, aku harus bagaimana?

Apa yang harus kulakukan?

Aku bingung, sedih dan takut

Aku ... Ketakutan!

Sungguh, Allaah. Apa yang harus kulakukan?

Berikanlah petunjuk-Mu, Allaah. Aamiin.

Berpikir unuk jujur

Haruskah?

Sebenarnya, kejujuran itu merayuku setiap detik. Untuk mengatakan sejujur-jujurnya tentang hal itu. Perbuatan biadab yang sudah kuperbuat waktu itu! Aku harus berani jujur. Aku harus jujur. Jujur dan bertanggung jawab.

Harus!

Tapi, bagaimana caranya?

Dengan cara apa?

Bisakah?

Aaah, aku jengah!

Lelah!

Terserah!

Mungkin, lebih baik aku mati ....

Leiden, 16 September 2015

#Inspired by seorang psikopat di Den Haag

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Sajak Antagonis"

Posting Komentar