Pipi Tulip & Samurai (Cinta Dalam Keniscayaan)

Bismillaah

J. Huruf itu semakin dekat denganku. Mengakrabi hari-hariku. Awalnya, aku sempat ragu. Apakah benar kami bersahabat? Atau hanya sekedar saling tahu dan cukup sampai di situ. Yaaah, seperti teman-temanku yang lain misalnya. Mereka merasa cukup tahu tentang:

- Namaku

- Sekolahku

- Alamat rumahku

- Orang tuaku

- Hobi dan aktifitasku

Sudah itu saja, dan, yaaa obrolan menjadi hambar. Eeeh, tunggu! Hambar, maksudku hanya sekedar berbasa-basi saja. Bers-say hallo atau ber-smile ria. Yaaah, seperti itu.

Buuut, ternyata tidak! Waktu yang menggiringku pada jawaban yang mengejutkan sekaligus menggembirakan. Note: Gembira artinya jingkrak-jingkrak dan lonjak-lonjak di atas trampolin. Mau tahu? J mengatakan ini dalam pesannya:

---

Pipi Tulip (Ohhh, sorry. Aku lupa memberi tahu, kalau J lebih suka memanggilku dengan Pipi Tulip. Oke, aku tidak keberatan dengan nama panggilan itu. Excited malah!), percayalah, meskipun kita belum pernah bertemu, tapi aku tidak akan pernah membuatmu tergores olehku. Takkan pernah mendustai, mengingkari dan mengkhianati persahabatan kita. Aku sayang kamu. Karena kamu adalah bagian dari hidupku. Sebenarnya, kamu adalah bagian dari masa laluku, masa kiniku dan masa depanku. Percayalah.

---

Aku meleleh. Padahal tadinya aku sudah benar-benar ragu. Eeeh, bingung. Duuuh, apa sih tepatnya? Ini deh seperinya: Takut, bingung dan ragu. Nah iya. Campuran tiga hal itu.

- Masa iya sih dia tulus menjadikanku sebagai sahabatnya?

- Masa iya sih dia setulus itu?

- Jangan-jangan, ia jelmaan alien atau monster ....

- Eee, pesan terakhirnya itu apa sih? Aku, bagian hidupnya. Masa lalu, masa kini dan masa depannya? Duuuh, aku ini siapanya? Laaah, jelas bukan siapa-siapanya. Aku kan Kinasih, anak perempuan semata wayangnya Papa dan Mama. So, bagaimana bisa aku menjai bagian hidup J?

Aneh! Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?

*bersambung*

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pipi Tulip & Samurai (Cinta Dalam Keniscayaan)"

Posting Komentar