Amarah

Bismillaah

Salju,

Boleh kah aku marah? Padanya ....

It's over, Salju! Ini sudah sangat keterlaluan. Sungguh! Please, Salju. Boleh ya? Aku hanya ingin sedikit marah kok. Tidk banyak. Dan, aku berjanji tidak akan marah-marah. Marah saja dan itu pun sedikit saja.

Jadi, dia itu maunya apa? Maksudnya apa? Selama ini, aku sudah dim loooh, Salju. Aku sudah mengalah. Bersabar. Dan, semua itu tidak ada artinya apa-apa di matanya. Tidak! Diamku, mengalahku dan bersabarku itu tidak cukup untuk membuatnya mengerti. Belum cukup! Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?

Dengan cara apa aku marah?

Tetap saja, aku tidak ingin mengumbar amarahku, Salju. Itu tidak boleh. Karena, itu tidak baik. Itu tidaka bijak. Aku tidak mau. Sungguh!

Apalagi, kalau harus memaki-maki seperti yang dilakukannya. Menghujat dan merendahkan. Menghina. Na'uudzubillaahi mindzaalik. Itu bukan aku. Aku, bukan hambaa yang seperti itu. Bukan!

Aku, pinginnya berbuat sesuatu yang dengan itu, pintu kesadarannya terbuka lebar. Lalu, dia menyadari semua kesalahannya selama ini. Meminta maaf dan memperbaiki diri.

Jadi? Bersabar? Itu jawabanmu, Salju?

Aku hanya harus bersabar. Bersabar lagi? Yakin? Oooh, Salju. Sabar seperti apa lagi yang harus kuperjuangkan ...?

Semoga Allaah menyadarkannya!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Amarah"

Posting Komentar