Pipi Tulip & Samurai (Cinta Dalam Keniscayaan)

duo-tulip.jpg

Bismillaah

Bingung nih. Dikirim tidak ya? Duuuh, kenapa aku jadi ragu-ragu begini sih? Padahal kan kemarin-kemarin tidak apa-apa mengirimi J pesan juga, setiap saat aku merasa perlu malah. Artinya, tidak menunggu J mengirim pesan dulu baru aku reply. Malah, kalau dipikir-pikir, aku malah aktif mengirimkan pesan untuknya. Jadi, ada apa dengan diriku? Kenapa jadi ragu seperti ini? Oh, J. Kasih tahu gue dong, pesen buat elo ini, sebaiknya dikirim ato nggak? Batinku memelas.

Aku mengomel! Jengkel dengan diri sendiri. Itu tadi, aku menekan tanda enter yang artinya kirim ya? Huaaa! Kenapa kutekan yang itu? Haduuuh. Cancel, cancel! Eeeh, bisa tidak sih meng-cancel pesan? Huaaa. Butuh Tukang Pos! Tolong kembaliin pesan guuueee, J. Eeeh, elo jangan baca! Cukup elo kembaliin ajaaa! Aku jadi uring-uringan sendiri. Akhirnya, memutuskan untuk membenamkan wajah di bantal. Menangis mungkin akan sedikit melegakan perasaan. Jadi, aku melakukannya saja. Menangis.

Dan, tangisku tambah keras waktu alert tone di BBM-ku ber-triiing asyiiik. Itu pasti J. Hikaaa. Ya Allaah, tolong tidurkan mataku. Sebentar saja. Nanti saja setelah aku bangun tidur aku memaca pesannya.

Triiing

Triiing

Triiing

Huaaa. Hikaaa. Banyak sekali? Oh, ya Allaah, sungguh aku butuh tidur. Tidurkan aku ya Allaah, agar alert tone itu tidak lagi terdengar olehku. Hikaaa. Please, ya Allaah. Mohon ....

Aku kelimpungan dan setelah ada Triiing lagi dan lagi, aku menguatkan diri. Kubuka layar Bebe tercinta. Dan, benar saja! J, mereply pesanku dengan berkali-kali kirim. Kenapa tidak sekali kirim saja? Pemborosan line, pemborosan alert tone dan pemborosan energiku. Aku kan kalau deg-degan dan kelimpungan, jadinya kehausan dan kelaparan. Hikaaa.

Pipi Tulip@Elo kagak usah khawatir. Gue akan jaga elo.

Pipi Tulip@Kalo perlu, gue susul elo deh ke Amsterdam biar elo percaya, gue ini beneran ada. Dan yang perlu elo percaya, gue sayang ama elo.

Pipi Tulip@Elo itu bagian paling inti dari hidup gue. Gak percaya sih?

Pipi Tulip@Masalah nyokap elo, ya, yang pinter dong pegang HP. Kalo perlu elo kasih nama perempuan deh untuk kontak gue.

Pipi Tulip@Gimana? Masih ragu ama gue?

Pipi Tulip@Gue ini Mpu, Samurai. Gua nggak mau mendustai hati gue sendiri. Malu.

Plaaas! Nyawaku terbang. Melayang! Itu balasan J sungguhan kan? Dan dia dalam keadaan sadar kan? Bukan sedang mengigau, maksudku.

*bersambung*

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Pipi Tulip & Samurai (Cinta Dalam Keniscayaan)"