Bayangmu Di Telaga Rindu

telaga-rindu-mirenwijk.jpg

Bismillaah

Luruh. Bersimpuh, di antara guguran daun mapel. Membiarkan kelopak-kelopak jingganya menghujaniku. Biarkanlah. Biarkan raga ini terkubur oleh gugurannya. Hingga aku benar-benar terkubur. Terkubur, dan tak pernah bangkit lagi. Bukan hanya di sepanjang musim gugur, tetapi untuk masa panjang yang tak berkesudahan. Tak terbatas, tak terukur. Tak terbayangkan.

Mungkin, dengan itu, segala penyesalan yang berkecamuk dalam benak ini akan mereda. Memudar warnanya, hingga hanya putih yang tersisa. Putih yang membentangkan lukisan cinta. Cinta sesungguhnya, yang selama ini kusimpan rapat-rapat untuknya. Cinta suci, yang aku dengan segala kekuatan hati dan jiwa, menjaganya dalam buaian rasa sayangku. Menyelimutinya dengan lembaran tebal mengahangatkan, bercorak tulip merah, bunga kesayangannya. Aku menyebutnya, kasih.

Namun, apalah arti putih itu nanti? Jika dia telah tiada lagi di sisiku? Jika dia telah berada pada tempat sejatinya. Tempat, dimana Allaah merengkuhnya dengan keabadian cinta.

Putih seperti apa yang akan terbentang itu nanti? Benar kah ia akan menjadi putih? Putih yang seputih-putihnya. Atau, putih yang dilumuri noda-noda. Noda, dosa, bercampur dengan cinta dan sesal.

Noda. Aku menodainya! Dia. Akhwat shalihah yang kudamba. Malaikat dari surga yang Allaah turunkan ke belahan dunia ini tanpa sayap. Bidadari dari surga yang Allaah titahkan untuk menjadi bagian dari masa silamku. Masa silam, yang kurenda dengan jemariku dan sungguh, aku tidak pernah tahu ... Itu menyakitinya. Melukainya. Menodai hatinya. Oooh, sungguh, aku memang bodoh! Aku, bodoh! Terlalu bodoh. Bagaimana bisa aku mengabaikan dirinya? Berpura-pura tidak menganggapnya ada. Berpura-pura tidak melihat, tidak mendenga, tidak mengenal. Berpura-pura, menutupi, bahwa palung hati ini telah dikuasai oleh besarnya cinta. Cinta, untuknya. Cinta yang sama, dengan yang dimilikinya untukku.

*belum usai*

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Bayangmu Di Telaga Rindu"

  1. nyimak kunjungan perdana :-). ditunggu kunbalnya

    BalasHapus
  2. @Randi Irvan,
    Okeee, :) thanks. In syaa Allaah.

    BalasHapus