Bismillaah
Kami baru saja selesai mengerjakan paper. Tema yang diberikan Madam Angela, "Pshychology in my mind and future," dan harus diselesaikan dalam waktu dua jam. Ummm, it's O.K. O.K, maksudku karena itu kan pendapat pribadi. Jadi yaaah, tinggal menuangkan apa yang ada di dalam pemikiran, ditambah dengan literatur dan diracik dengan bahasa yang keren. Jadi deh! Hekekeke.
Jadilah, paperku berjudul: Mom & Pshychology At Home
Mencoba sesuatu yang berbeda sih. Semoga saja, pekan depan ketika dipresentasikan tidak ada yang persis seperti itu. Aamiin. Ganbatte! Kalaupun ada yang mirip itu artinya faktor ketidak sengajaan. Haha.
So, back to theme. Aku dan Mexican berada di kantin sekolah. Kebiasaan buruk kami hampir sama, sering belum makan pagi dari rumah. So, kami harus makan pagi dulu di sana.
Sekarang, Mexican sudah menutup aurat. Sebenarnya sih, sejak masuk Islam kemarin, Mexican sudah mulai memakai kerudung. Namun, beberapa pekan ini, sudah mulai memakai kerudung lebar dan gamis. Ma syaa Allaah, bahagia sekali melihatnya. Lihat deh, Mexican cantiiik! Haha.
"Nohara, so what do you think of my tilawah?" Mexican memulai obrolan. Kami memang suka mengobrol di setiap waktu senggang. Eh, tunggu dulu! Obrolan kami, obrolan sehat kok. No melanggar larangan Allaah. Bismillaah. Semoga Allaah selalu menjaga. Aamiin.
"It's allright, Can. You've to be consist to do it. Little by little but consist," jawabku sembari mengacungkan dua jempol. Kulihat binar bahagia di matanya. Senyumnya melebar hingga waffel yang sedang disantapnya terlihat.
"Alhamdulillaah. Don't be bored to teach me, Nohara," pintanya santun. Itu yang aku suka dari Mexican. Salah satunya, maksudku. Selalu santun dalam berucap dan bersikap, sedari dulu sih dan terlebih setelah masuk Islam.
"Bismillaah, Can. May Allaah helps us." Aku menggenggam jemarinya, menguatkan hatinya. Bahasa tubuh yang sudah sering kami lakukan setiap memberikan support satu sama lain.
Mexican lalu bercerita banyak hal tentang dirinya. Bagaimana ia sangat bersyukur sudah mendapatkan nikmat Islam. Bagaimana ia sangat bahagia saat shalat. Saat shaum. Saat tilawah Qur'an. Saat liqa'. Saat shadaqah dengan uang hasil berjualan pembatas buku dan craft lainnya.
Aku menyimak dengan bahagia. Tulus kudengarkan semua cerita hatinya. Alhamdulillaah, betapa bahagianya melihat Mexican Hexagara telah menjadi muslimah shalihah. Semoga Allaah selalu menjaga. Aamiin.
---#---
Belum ada tanggapan untuk "Sharing With Mexican"
Posting Komentar