Segenggam Kismis

Bismillaah

Segenggam Kismis

A poetry by Sakura Sizuoka

Specially for Salju Lembut-ku Fatindo Alaska, Al-Hafidz

Seutuhnya roncean kenangan itu tergantung indah di langit-langit jiwa

Menjuntai, menyentuh pelataran hati

Menggemerincingkan nada-nada rindu dalam bongkahan asa

Aku, terpeluk dalam hangatnya mimpi, mimpi, mimpi ....

Saat soca ini terbuka, pantulan bola-bola bekel itu berkejaran di lantai kamar

Seolah mengajakku melompat-lompat seperti dulu

Dulu, kau dan aku melakukannya berdua di atas trampolin

Tergelak-gelak sambil berseru-seru bahagia, "Een, twee, drie, ik gaat nar de zon!"

Rupanya bola-bola bekel itu menawarkan manisnya mimpi untukku malam ini

Mimpi bermain bersamamu lagi, Fatin

Menghabiskan hari-hari dalam damai dan bahagia

Percaya, bersama kita bisa!

Boleh kah air bening dalam telaga jiwa ini menitis, Fatin?

Ia, terpeluk birunya haru!

Betapa dulu, kau selalu ada untukku

Meski aku nakal, merajuk, memanja, apa pun, kau tak pernah jengah?

Ummm, dewasamu menawanku, Fatin!

Lalu, socaku mengerjap-ngerjap!

Mencoba menepiskan pantulan bola-bola bekel itu

Menghapuskan genggaman kismis di tanganku

Kau tahu? Itu untukmu, Fatin!

Kismis dalam genggaman yang akan selalu kusediakan untukmu

"Kado makan siang," katamu dengan mata berbinar

Kotak makan siangmu juga selalu tersimpan di sini, Fatin

Bersama kotak makan siangku

Haha, kau ingat?

Aku bahkan minta dibelikan kotak makan siang pippi Lang Kaus itu hanya karena menyukai gambarnya

Kau ingat?

Aku membawanya ke sakolah dalam keadaan kosong ....

"Fatin, ini untukmu!" Kuangsurkan kotak makan siangmu yang sudah kuisikan kismis

Senyummu melengkung manis

"Bedank je, Nohara. Kado makan siang!"

Kau pasti selalu tahu, kismis itu hanya segenggam

Leiden, 22 Agustus 2015

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Segenggam Kismis"

Posting Komentar