
Bismillaah
Mas Editor
A true story by Sakura Sizuoka
Alhamdulillaah, fantastic! Betapa belajar menjadi blogger itu ternyata luar biasa. Seru tralala. Aku jadi lebih bersemangat lagi dalam menulis. Banget! Hihihi. Terutama setelah tahu bagaimana cara memenej post, bagaimana cara memenej tema dan konsep. Yihaaa! Semua terasa menggembirakan. Lancar Jaya!
Eh, tunggu dulu. Aku, dibuatkan blog sama teman sekitar Desember 2014. Awalnya, hanya untuk sekedar punya saja. Eh, jujur loh. Penasaran saja, bagaimana sih, rasanya punya blog yang aku tuh mengisinya sendiri dengan roncean kataku. Penasaran juga dengan kehidupan yang ada di blog. Seperti apa ya, pertemanannya, terus bagaimana ya konsep komunikasi antar blogger-nya? Eh, ternyata eh, ternyata! Wonderfull!
Jadi, dari Desember itu tuh, aku tidak stabil sekali menulisnya. Sehari-harinya masih belum teratur. Kadang menulis kadang tidak. Menulis artinya mempost. Eeeh, akhirnya lama-lama vacum. Libur. Hekekeke. Libur menulis di blog maksudnya. Kalau di Salju, Red Tulip sama Note Book tetap. Menulis itu artinya detak jantung! Nah, kalau tidak menulis artinya ...? Bantu jawab ya? Naaah, penasaran kan, kenapa beberapa bulan ini aku aktif menulis lagi? Yupz + Yapz, benar! Aku sudah memutuskan untuk menjadi blogger.
Keeereeen, bukan? (Atau tidak ya?). What ever, itu keputusanku. Pilihanku. Dan kau tahu, as always, akan berjuang untuk menjadi blogger yang sukses dan diridhai Allaah. Bismillaah.
Any way, sebenarnya, aku hanya ingin bercerita nih. Secuil sih, tapi asyik loooh! Hihi. Dua hari ini, aku ketamuan seorang yang baik hati di blog. Hihi. Aku menyebutnya Mas Editor. Eeeh, sungguh! Mas Editor banyak mengapresiasi dan mengoreksi tulisanku. Sukaaa, sukaaa!
• Dik, tulisan kamu sudah bagus, tapi ditingkatkan lagi ya? Belajarlah terus. Fokus.
• Dik, tulisan kamu ringan. Mas suka itu. Ringan tapi berbobot. Eh yang ini aku sempat bingung. Tapi, mungkin maksudnya berisi ya?
• Semangat, menulislah untuk kebaikan
• Jangan puas hanya sampai di sini
• Dik, ada yang salah ketik ya?
• Dik, ini salah lagi ....
Hika pangkat tiga. Rasanya, bertambah melambung semangatku menulis. Eh, mempost roncean kata di blog. Terima kasih, Mas Editor. Jangan bosan-bosan ya, mengoreski karya-karyaku. Kritik dan sarannya selalu kutunggu. Siiipooo!
Eeeh, kata Mas editor, tulisanku bukan sampah kok! Jadi, aku tak perlu berkecil hati, meski dulu ada teman yang mengatakannya. Hihihi.
---#---
Belum ada tanggapan untuk "Mas Editor"
Posting Komentar