Permintaan Terakhir Naura

Bismillaah

Permintaan Terakhir Naura

A story by Sakura Sizuoka

Ibu tertunduk lemas. Seluruh jiwa dan raganya bergetar. Gemetar. Diremasnya kuat-kuat selembar kertas putih yang berisikan surat dari Naura. Kini, air mata mulai menggerimis dari langit jiwanya. Tak kuasa lagi ditahannya curahan gerimis yang kian deras, Ibu semakin terhanyut dalam gerusan arus nalurinya. Naluri seorang ibu yang sangat mencintai anak gadis semata wayangnya. Naura.

"Naura," panggilnya lirih, di sela isak tangisnya. "Mengapa jadi begini, Sayang? Kamu tahu, selama ini Ibu mencarimu, menantimu. Tapi ...," Ibu tak sanggup melanjutkan kata-katanya, seolah ada sesuatu yang menyekat kerongkongannya. Senyum manis Naura melengkung-lengkung di benaknya. Gadis kecil dengan kuncir dua yang lucu. Giginya ompong dan tertawa renyahnya yang khas. Ah! Naura, kamu itu Malaikat Kecil Ibu. Batin Ibu. Dan sampai kapan pun, kamu tetap Malaikat Kecil Ibu. Tambah suara batinnya lagi.

"Ibu," Mas Arkan yang sedari tadi berdiam diri angkat suara. "Kita yang sabar ya, Bu? Semoga Allaah mengampuni Naura. Semoga, Naura bisa mengambil hikmah dari semua ini,"

Ibu mengangguk sembari menyeka air mata, "Tapi, Arkan. Ibu tetap harus bertemu adikmu. Kamu mau kan mengantar Ibu?"

Arkan terdiam kembali. Dibenarkannya letak kerudung Ibu yang tersapu angin. "Ya. Aku mau, Bu. Bagaimanapun, Naura kan adikku juga."

Ibu tersenyum lega. Ada selengkung tipis senyum kebahagiaan di wajah tuanya. Garis-garis di wajahnya tampak seperti garis-garis cakar ayam. Jelas sekali. "Dia anak Ibu dan adikmu, Kan. Sampai kapan pun,"

Ibu membuka kembali lembaran kertas yang tadi diremas-remasnya dengan kuat ... Tulisan tangan Naura terbaca jelas di sana, menyuratkan betapa ia ingin sekali dalam dekapan hangat Ibu saat ini. Ibu membacanya sekali lagi, sebelum akhirnya surat itu telah menjadi permintaan terakhir Naura. Sebelum semua berakhir, dan Naura menghadap Rabb dengan indah. Akhir perjalanan yang membahagiakan.

Ibu, maafkan Naura, Bu

Naura rindu

Naura pingin banget dipelukin sama Ibu

Diusap-usap rambut Naura sama Ibu

Naura rindu

Dinyanyikan Kasih Ibu Kepada Beta

Bu, jika Naura harus pergi duluan

Titip bayi ini ya, Bu?

Bayi ini nggak berdosa

Aku yang salah

Dosa

Aku yang nggak bisa jaga diri

Ibu mau ya nemenin Naura melahirkan nanti

Naura

---#---

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Permintaan Terakhir Naura"

Posting Komentar