Roncean Monolog Untuk Salju Lembut-ku

mega-jingga-di-amsterdam.jpg

Bismillaah

Dear Fatin,

Salju Lembut-ku

Di Surga

Fatin ... Kau tahu? Aku bahkan tak bisa menjadi sekuat dirimu. Sungguh! Betapa sesungguhnya diri ini rapuh. Mudah luruh dan remuk. Entahlah, Fatin. Dimana ilmu kekuatan cinta yang dulu kau ajarkan. Dimana ilmu ketegaran jiwa yang dulu kau berikan. Dimana ilmu ketangguhan hati yang dulu kau kadokan untukku, tepat di hari ulang tahunku yang kesembilan.

Entahlah! Sepertinya, aku hilang, Fatin. Lenyap dari tata surya hidup kita. Tata surya masa kanak-kanak yang kita rancang dan kita ciptakan bersama Zain. Ah! Betapa aku ini pecundang sejati, Fatin. Kau pasti malu, mengingat pada kenyataannya pernah menjadi sahabat dekatku.

Ah, ternyata, aku berlebihan juga ya, Fatin?

Mengapa aku menuliskan kata pernah menjadi sahabat dekatku untuk persahabatan kita? Bukan kah kita selamanya bersahabat? Till the end!

Sepertinya, aku benar-benar hilang, Fatin. Tersesat! Aku merasa, sangat buruk dengan semua yang terjadi. Padahal, tidak seharusnya begitu kan? Seharusnya, jika aku tangguh, aku tetap akan menjadi gadis bahagia ....

Bismillaah

Aku kembali, Fatin. Salju Lembutku. Jangan bersedih, ya? Maafkan aku, jika Roncean Kata ini mengusik ketenanganmu. Damailah engkau, di Surga. Tenanglah di sisi-Nya. Doaku selalu untukmu, Fatin. Thank you.

Love,

Tulip Merah-mu

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Roncean Monolog Untuk Salju Lembut-ku"

Posting Komentar