Serial: Jannah Family

jannah-family.jpg

---Tsun Dan Selembar Foto---

Tertidur di kursi panjang masih dengan baju kerjanya dan sepatu yang belum sempat dilepasnya. Tsun pulang terlalu larut. Banyak sekali pekerjaan di kantor yang harus diselesaikannya. Karena besok pagi, akan diadakan meeting dadakan dengan perusahaan donatur dan sponsorship. Jadi, semua harus sudah fix malam ini. Ah, bekerja di perusahaan milik orang lain memang melelahkan. Harus memiliki loyalitas dan etos kerja yang high super. Itulah mengapa, selama ini Tsun gigih menabung dari separuh gajinya. Kelak, ia akan menjadi wirausahawan dan mendirikan perusahaan sendiri. Optimis dan tawakkal. Itu prinsipnya.

Denting jam dinding yang tepat menunjukkan pukul 01.00 WIB membuatnya terjaga. Ia merasa, dentingnya lebih keras dari biasanya.

"Astaghfirullaahaladhiim, kaget aku. Mbok jangan keras-keras to," bisiknya dalam kekuasaan rasa kantuk. Dikucek-kucek matanya dan disadarinya sesuatu. Puri. Oooh, ia teringat, Puri sedang tidak bersamanya. Ah, rindu pun menghantami dadanya. Kontan, seisi batinnya runtuh.

"Dik, sedang apa di sana? Mas baru pulang kerja. Ketiduran tadi. Jadinya belum mandi," ucapnya lirih, seolah Puri ada di sampingnya. Perlahan, duduk dan bersandar di badan kursi. Diambilnya foto Puri yang disimpan di dompet. Senyumnya mekar. Menghiasai wajah lelahnya. Kantuk yang tadi memelukinya, sirna dengan sempurna. Ada bahagia terselip di hatinya.

"Shalihah-nya Mas. Kamu cantik sekali. Indah sekali Allaah menciptamu, Dik. Semoga istiqamah dalam keshalihahanmu ya?" Ucapnya lagi. Kini, diciuminya foto Puri sepenuh cinta. Dalam hati, munajatnya melambung. Menembus angkasa. Semoga, semua urusan Puri di Belanda sana segera selesai dan bisa segera kembali ke Jakarta. Semoga Allaah memudahkan semuanya. Aamiin.

"Bidadari Cengeng-nya Mas, sudah makan kah? Makan yang banyak ya? Ingat lho Dik, ada Buah Hati kita di rahimmu. Ah, Mas mau nangis saja, Dik. Ternyata kebelet kangen itu benar-benar nggak enak," Tsun membaringkan badannya lagi setelah menciumi foto puri. Pandangannya menerawang jauh, seolah menembus atap rumah.

---#---

Postingan terkait:

5 Tanggapan untuk "Serial: Jannah Family"

  1. Tidak tahu kenapa aku sangat suka dengan serial:jannah family,sampai-sampai aku pengen masuk dalam kehidupan yg itu,pokoknya is the best
    Sampai aku tidak bisa berkata apa-apa,aku hanya bisa bilang terimakasih sakura sizouka,aku tunggu serial:jannah family berikutnya
    Hehehehehe

    BalasHapus
  2. Kak@Raysaka,
    Ma syaa Allaah, :)

    Minnallaah. Thank you very much. :)

    In syaa Allaah :)

    BalasHapus
  3. Ya Sama-sama sakura sizouka

    BalasHapus
  4. @Raysaka,
    Okeee, Kak :)

    BalasHapus
  5. Nohara would you like to translate it in English? Pensive.

    BalasHapus