Islam Is The Best

i-love-you-but.jpg

Bismillaah

---Islam Is The Best---

A story by Sakura Sizuoka

Homeroom sudah sepi. Tinggal Zoe, Emma dan aku. Kami duduk berhadapan di atas Bundaran Diskusi. Sebenarnya, banyak jadwal yang menungguku sore ini. Tapi, apa boleh buat? Mendiskusikan masalah Psikologi And Islam In Relationship itu jauh lebih penting. Besok, kelompok kami harus presentasi dan karena aku yang memilih tema "beku" ini, jadi aku harus bertanggung jawab.

Well, semua sudah final. Aku sudah menuliskannya secara sitematis. Mulai dari latar belakang, openning, isi, closing. Semuanya. "Oke, oke. Aku mengerti. Mungkin, kalian masih ragu. Tapi, percalayah! Apa yang aku tulis ini, semua bersumber dari Al-Qur'an kok," ungkapku, tegas. Sebenarnya sih ini cenderung kepada meyakinkan saja. Kulihat, Zoe dan Emma tegang sedari kemarin. Sejak aku memilih dan mengajukan tema itu. Ya, meskipun akhirnya mereka menyetujui sih.

"Oke, Ra. Oke. Sekarang, masalahnya ...," Zoe menggantungkan kalimatnya dan sekarang wajahnya semakin pucat. Oh, sampai segitunya? "Emmm, apakah mereka bisa mendengarkan kita? Maksudku, mereka bukan Muslim!" Tambahnya dengan mata berkilat-kilat. Oh, aku sadar. Zoe mulai menangis.

"Kurasa, bisa. Mereka bisa, Zoe. Bukan kah dalam presentasi sudah dibuat aturan mainnya? Dan setiap kita wajib menghargai presentator. Aku pikir, itu oke. Artinya, mereka pasti akan mendengarkan kita. Terutama jika Nohara juru bicara kita, bagaimana?" Emma menanggapi dengan bijak. Aku tahu, Emma selalu bijak. Bahkan, dalam menghadapi permasalahan di luar sekolah sekalipun.

Aku berdeham. Itu kebiasaanku, saat panik. Aku panik? Tentu saja! Bagaimana tidak? Zoe menangis gara-gara aku.

"Jadi, aku juru bicaranya? Baiklah. Tapi, Zoe bagaimana? Apa sudah sejalan sama kita?" Aku berusaha mencairkan suasana. Kuangsurkan botol-botol limun yang sedari tadi tersaji di nampan bundar. Aku memesannya di kantin waktu istirahat tadi.

"Oke," Zoe mengangguk. "Doakan aku ya? Semoga tidak ciut nyali saat kita presentasi besok. Dan Nohara, thanks. Ide kamu bagus. Sorry, sudah membuat kekacauan," terangnya terdengar tulus. Jujur, aku terharu.

Kami tergelak. Ternyata benar, semua masalah bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Tak perlu dengan nafsu dan prasangka buruk. Berbicara dari hati ke hati, jauh lebih baik.

"Alhamdulillaah," ucapku bahagia. ---#---

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Islam Is The Best"

  1. Gkgkgkgk untung dah gak terlibat. Sorry Ra. Gue lum jadi bwt blog. Hbs bingung kan mau diisi apaan?

    BalasHapus