Pipi Tulip & Samurai (Cinta Dalam Keniscayaan)

duo-tulip.jpg

Bismillaah

JINYIWEI

JINYIWEI

JINYIWEI

Namanya menghantuiku. Membuntutui. Menghadang. Mendekap. Melekat di mataku. Lekat! Tersenyum. Tertawa. Menjajari setiap langkahku. Terbaring di sisiku. Dan, parahnya, setiap malam ... Ia mengeloniku! Bayanganku, maksudku. Ikut bergelung dalam selimutku. Bercerita. Mengajakku mengobrol. Sharing tentang puisi, narasi, cerpen. Dia, bahkan menawariku untuk menjadi model lukisannya. Katanya, temanya Princess In Water Castle. Oooh, wonderfull!

Tapi, jelas itu over! Itu tidak normal, kalau tidak mau dikatakan sinting! Itu, bahaya! Please, help me! What should I do?

WHAT SHOULD I DO?

Any way, suaranya serak-serak seksi, deh! Sungguh, lebih seksi dari pada suaranya waktu menelepon. Eh, tapi, itu artinya aku sudah berhalusinasi, kan? Terus, terjerat ilusi! Oooh, ini lebih dari bahaya!

WHAT SHOULD I DO?

Ada yang punya ide? Penghapus? Apa pun, yang bisa menyingkirkan Jinywei dari ingatanku? Bagaiamanapun, aku tidak mau menjadi sinting. I mean look, aku, masih sangat muda. Eh, dewasa saja belum. Masih remaja. Dan, tentu saja aku tidak mau menjadi error hanya gara-gara hantu Jinyiwei itu! Hikaaa.

*bersambung*

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pipi Tulip & Samurai (Cinta Dalam Keniscayaan)"

Posting Komentar