Rindu Yang Terbingkis Luka

keabadian-cinta.jpg

Bismillaah

Rindu Yang Terbingkis Luka

A story by Sakura Sizuoka

Buku harian mungil itu masih ditangannya yang gemetar menahan kecamuk badai dalam dirinya. Wajahnya semakin pucat, nampak keringat dingin mengembun di keningnya. Hasri berusaha keras untuk menenangkan diri. Didekapnya buku harian itu dan dihelanya napas panjang, berulang kali. Senyum getir mewarnai wajahnya yang kini semakin pucat.

Bayangan-bayangan berkelebat dalam benaknya. Wajah-wajah sahabat yang disayanginya menari-nari lembut di sana. Senyum-senyum tulus yang manis, gelak tawa dan canda yang mengeratkan persahabatan mereka. Ah! Aku egois, aku jahat! Rutuknya dalam hati. Harusnya, aku tidak seperti ini. Harusnya aku tidak jatuh hati padanya. Ah! Aku memang bodoh!

Bukan kah jatuh hati sendiri pun sudah menjadi sebuah kesalahan? Dan bukan kah seharusnya peristiwa jatuh hati itu terjadi pada detik pertama setelah Allaah halalkan cinta sepasang hamba? Itu yang pertama. Kedua, mengapa aku tidak peka? Kenapa kepekaanku merosot drastis? Ini menyakitkan! Bukan kah selama ini Nesta sering sekali menceritakannya? Dengan wajah berbinar, penuh semangat, yang artinya Nesta menyukai Jeekha? Aaah! Aku kenapa sih? Tumpul!

Rutukan itu, semakin meluruhkan dirinya. Runtuh, hingga tubuhnya semakin bergetar. Hasri menelungkupkan wajahnya di meja. Napasnya naik turun, mengenang semua hal tentang Jeekha yang diceritakan Nesta.

"Serius, Has. Kak Jeekha mengajakku jalan-jalan ke toko buku. Katanya, ia akan membelikanku Agara Bidadari Cemburu Padamu-nya Salim A. Fillah. Keren kan, Has?" Katanya waktu itu di dapur. Kami sedang menyiapkan makan malam. Aku terbelalak seru. Kaget juga. Huaaa. Jeekha? Mengajak Nesta jalan-jalan? Ke toko buku? Itu sih, namanya pacaran. Eh. Aku tidak cemburu kok. Cuma, sayang kan, kalau sampai mereka pacaran. Lagian, kanapa aku mesti cemburu? Emmm, aku sama Jeekhaa kan tidak ada hubungan apa-apa. Yaaah, walaupun aku merasa kesetrum sih, setiap berada di dekatnya. Bahkan, dalam radius seratus meter pun.

"Oh yaaa? Good laaah! Eh, tapi, berduaan dosa loh!" Sergahku sambil menata piring dan sendok di meja makan.

"Yaelah, kan ada kamu, Has? Bertiga dong, bukan berdua?" Nesta mencicipi cah jamur yang kumasak. Dia nyengir cantik, eh, cengiran yang bisa diterjemahkan dengan, "cah jamurnya asin, Has!"

"Apa? Kamu mengajak aku, Nes? Serius?" Tanyaku, pura-pura kaget dan sesungguhnya aku dalam hatiku lonjak-lonjak. Belum-belum, hatiku sudah deg-deg saaarrr berulang-ulang sampai-sampai aku merasa demam. Bahaya!

"Ya serius laaah. Kamu mau dibeliin apa? Kak Jeekha mau kok nraktir kamu juga. Kemarin dia bilang gitu," timpalnya. Sampai di sini, aku diam. Diam. Diam. Aku bingung. Dengan diriku sendiri, Nesta dan Jeekha. Ada apa ini? Aku merasa ada yang ganjil.

Apakah Jeekha memang tipe orang yang dermawan? (Suka mentraktir teman dan teman dari temannya?) Dalam hal ini, ia mentraktir Nesta dan sekaligus aku. Atau, bagaimana? Jujur, aku pusing. Kecewa. Aku, tidak mau Jeekha menyakiti Nesta. Mempermainkan Nesta. Eh. Stooop! Kenapa aku jadi over esteemage sih? Paranoid virus!

"Oh," hanya itu yang sanguup kuucapkan sebelum akhirnya berdoa dan memulai makan. Nesta diam. Senyum manisnya melengkung-lengkung tiada jemu.

Pernah juga, Nesta menceritakan, Jeekha banyak sekali memberinya hadiah. Buku harian, tas, DVD, alat tulis, bunga segar (mawar merah, kesukaan Nesta), tas sampai flash disc. Katanya sih, isinya segudang nasyid dan nasyid gituh. Aku belum pernah ikut mendengarkannya.

Aku selalu bersikap datar, saat Nesta menceritakan apa saja tentang Jeekha. Jengah! Lelah! Rasanya, aku seperti anak kecil yang kepingin makan es krim, tapi selalu hanya bisa melihatnya dalam lemari pendingin atau mendengar dari cerita Nesta. Aku, jujur saja, aku mulai tidak suka dengan sikap Nesta. Dengan hubungan Nesta dan Jeeka dan jujur, aku cemburu. Berat!

Ego dalaam diriku terus mendesakku untuk mendekati Jeekha. Tapi, bagaimana caranya? Ah! Di sini, aku terhimpit dua sisi yang sangat berat. Aku tertindih! Perih!

"Has, besok aku pulang. Tiga hari di rumah. Ibu kangen banget sama aku. Nitip kamarku ya?" Terang Nesta malam itu, di kamarku. Aku baru saja selesai mengerjakan tugas Psikologi Terapan. Aku mengangguk dan menyuguhkan senyum tipis untuknya. Senyum harimau, karena aku senang sekali Nesta pulang. Rencana jahat, mengental dalam benakku. Ah!

"Oke, Ta. Pasti aku jagain kok. Tenang aja," selorohku, setengah cueak dan kulihat Nesta kembali ke kamarnya setelah mengucapkan, "Thanks, Has."

Benar saja, aku melaksanakan semuanya. Rencana jahat pengkihanat kelas dunia. Kudekati Jeekha yang sedang duduk di depan tumpukan buku di kelas.

"Jee," kataku, seramah mungkin.

"Ya? Eh, kamu Has. Nesta mana? Tumben nggak barengan?" Jeekha memberesi sebagian bukunya.

"Nesta pulang. Ibunya kangen. Katanya sih, tiga hari di rumah," kataku, sebisa mungkin tidak over happy.

"Oh, oke."

Itu saja? Oh oke saja? Aaah! Kenapa sih, Jeekha bisa menjadi semenyebalkan ini? Biasanya kan dia O.K banget?

"Jee,"

"Ya?"

"Kamu mau temani aku ke Gramedia sebubar sekolah nanti? Emmm, ada yang mesti kucari,"

"Nanti? Sebentar ...," katanya sambil melihat buku agendanya. Wuih, rajin sekali!

"Oke, bisa Has. Aku ada waktu dua jam." Ungkapnya dan jujur aku ingin melompat sampai ke atap, sangking senangnya. Akhirnya, kesempatan itu datang juga.

***

Bersambung

Postingan terkait:

13 Tanggapan untuk "Rindu Yang Terbingkis Luka"

  1. Mantaplah No. Nitip jejak dulu ya? Nanti gue baca lagi dengan sepenuh hati. Jiah! Gombal gue ngikut aja No.

    BalasHapus
  2. Hekekeke, kalau gombalnya Jess, mauuu deeeh@Jessyca,

    Okeee, Jess:)

    Thaaanks, yaaa?

    BalasHapus
  3. Trik instal game di hp cina yg gak ada java nya18 Oktober 2015 pukul 20.18

    Mantap gan post nya

    BalasHapus
  4. Ditunggu cerita selanjutnya, mbak Sakura, semoga selalu ada hikmah dan pembelajaran di dalamnya. Allaah Memberkahi, in syaa Allaah.

    BalasHapus
  5. Ditunggu cerita selanjutnya, mbak Sakura, semoga selalu ada hikmah dan pembelajaran di dalamnya. Allaah Memberkahi, in syaa Allaah.

    BalasHapus
  6. cieeeh mulai mengikuti saranku nih.. bagus okino, judulnya udah bagus. moga kesangkut mbah google :)

    BalasHapus
  7. Ahmad Zusril Ichsa Mahendra19 Oktober 2015 pukul 00.49

    kereeenn.
    ditunggu kunbalnya keblog ane.:-D

    BalasHapus
  8. @Trik instal game di hp cina yg gak ada java nya,
    Makasih, Kak:) belajar. Hekekeke.

    BalasHapus
  9. @Kulon Progo Man,
    In syaa Allaah. Thaanks. Aamaiin. Allaahumma aamiin.

    BalasHapus
  10. @Si Matahari,
    Hekekeke. Iyeees, Kak. Thaaanks, yaaa? :)

    Aamiin
    Allaahumma aamiin :)
    Siiipooo

    BalasHapus
  11. @Ahmad Zusril Ichsa Mahendra,
    :)

    Iyeees, Kak :)

    In syaa Allaah :)

    Thaaanks

    BalasHapus
  12. You're the best Okinohara!

    BalasHapus
  13. Thaaanks, :) @Martine,

    BalasHapus