Bismillaah
Sungai Bening Mimpi Kita
By Sakura Sizuoka
Musim gugur merontokkan segala jenis dedaunan, hingga pepohonan menjadi gundul. Ranggas. Pun dedaunan cinta di hati ini, dirontokkannya tanpa ampun! Berguruan, membuat pepohonan cintaku menjadi gundul. Ranggas. Lebih menggerus rasa hati dari pada pepohonan di luar sana.
Bagaimana tidak?
Secercah Sinar memadamkannya!
Nyala api cinta pada lilin-lilin kecil di hatiku. Ah! Kalau sudah begini, siapa yang takkan terluka? Siapa pula yang takkan tersakiti?
Terasa lebih menyakitkan lagi, ketika kesadaranku memahamkan tentang permainan hatinya. Yaaa, semua itu hanya permainan?
Eh.
Maaf, aku malah mempertanyakannya. Jujur, sampai detik ini, masih tak mempercayai semua ini. Sungguh! Seolah, semua itu nyata tanpa sandiwara.
Tutur katanya, roncean hurufnya, emoticon-emoticonnya. Semuanya! Apakah itu hanya fatamorgana yang digelarkannya? Lalu, untuk apa? Atas dasar apa, dia melakukannya? Kasihan? Belas kasihan? Kemanusiaan? Atau apa?
Oh, maaf.
Aku, tadi sudah berjanji akan membebaskan perasaan ini pada saat menulis. Kuebaskan ia untuk mengungkapkan semuanya. Tanpa ada yang harus ditutupi (lagi) meski kutahu, ada yang akan menertawakan kebodohan dan keluguanku ini. Yah, aku sudah mengakuinya kan kemarin? Aku memang bodoh! Dan bodohnya, aku mempercaimu! Itu salahku sendiri! Aku tahu itu. Tapi, tolong jawab ini: Di mana letak hatimu? (Ini tidak copaas lagu). Serius aku bertanya!
Kembali ke tema.
Kurasa itu akan jauh lebih baik.
Jadi, selama ini, kamu itu memerankan apa? Superman? Spiderman? P-man? Doraemon? Power rangers? Atau apa? Kamu tahu kan siapa mereka?
Tokoh-tokoh yang memperjuangkan dan menyelamatkan kehidupan orang lain! Pejuang dan penyelamat!
Tapi, mereka tidak menyakiti bukan?
Tidak pula melukai!
Kaamu, harus tahu ini dan catat baik-baik di hatimu. Agar apa? Agar ke depannya, kamu tidak mengulangi ini pada siapa pun! Siapa saja!
Oh, atau kamu, sedang melakoni peran seseorang yang menemukan letter in a bottle?
Maaf, kamu kenapa?
Sampai harus seperti itu?
Hemmm ... Allaah mengawasimu loh!
Tidakkah kau sadari itu?
Asal kamu tau saja, aku, tidak membutuhkan belas kasihan dari manusia termasuk kamu! Oke, oke. Aku memang tak sempurna dan kamu tahu itu! Well, kurasa malah hanya kamu yang tahu bagaimana kondisiku yang sebenarnya. Aku yang ... Katamu, no problem kan? Yang penting tidak cacat tauhid dan akhlakku kan? Hekekeke.
Baru sadar, kalau tutur katamu waktu itu hanya gurauan. Meskipun, aku sangat tersupport!
Jujur.
Aku orangnya jujur dan apa adanya.
Tega sekali sih kamu?
Terus, kalau sudah seperti ini, bagaimana?
Musim panas masih tiga bulan, dan baru setelah itu, musim semi akan menggantikan tugasnya. Nah, saat itulah pepohon akan bersemi kembali. Dedaunan akan menghijau ranum.
Tunggu dulu!
Apa kamu pikir, pepohon cintaku sama dengan pohon di luar sana? Menggundul dan ranggas pada putaran waktu semusim dan setelah itu kembali besemi?
Hoooiii, tolong ya, kamu ini sebenarnya manusia kan? Atau monster?
Eh.
Maaf, emosiku berekspresi lagi. Aku tahu, ia menggunakan hak bebasnya kali ini.
Oke, next.
Siapa sebenarnya dirinya? Aku menyebutnya Mawar Berduri. Eh. Maaf. Aku tidak membencinya kok. Sungguh. Tapi, hanya sedang merasa dipermainkan. Merasa diombang-ombingkan. Digulung-gulung dengan gelombang cemburunya!
Siapa dia?
Tolong dijawab!
Kamu mencintainya atau dia mencintaimu?
Kalian saling mencintai?
Auuu, pantas saja dia terilhat sangat cemburu-dan aku yakin, andai orang lain pun akan memberikan penilaian yang sama atas sikapnya-padaku. Sungguh!
Terlihat sekali, tidak bisa menerima semua yang kau lakukan padaku. Atau, memang kalian pesandiwara yang seenak pusar mempermainkanku?
Kamu, robotnya?
Yang bisa dikendalikan dengan controll remote-nya? Sehingga semua yang kau lakukan itu atas permintaannya? Termasuk saat meminta alamat rumahku dengan alasan mau melamarku? Saat itu, kamu sadar?
Kamu tengah menghunjamkan belati tajam ke dalam jantungku! Membunuhku!
Oooh, dia sudah kamu khitbah?
Uuummm ... Ya, O.K.
Itu urusan kalian sama Allaah!
Sekali lagi, itu urusan kalian sama Allaah!
Allaah tidak akan tinggal diam!
Itu saja, sih.
Maaf ... Kamu salah!
Dan kamu harus segera bertaubat!
Terima kasih, atas segala permainan dan sandiwaraa yang telah kalian gelarkan!
Hebat!
Hebaaat!
Sandiwara kalian, nomer satu!
Prok, prok, prok!
Jempol satu truk deh!
Satu lagi, selamat menikmati jempol-jempol itu di Yaumil Akhir!
Sampai bertemu di sana!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Puisinya keren banget. :)
BalasHapus@Lulu Iwana,
BalasHapusThaaanks, hikaaa
Masih harus banyak belajar :)