Serial: Catatan Mamak Tangguh (Fiksi)

Bismillaah

12 Tahun

Allaahu Akbar ... Tak terasa, 12 tahun sudah hanmpir terlewati Pertengahan Mei 2003 Seolah menjadi balok kayu tumpuhan perjalan hidup Hidup yang mati? Atau, mati tetapi hidup? Entahlah ... Yang aku tahu, selama ini, aku hanya hanyut Dimana mengalir bukanlah kata indah yang menjadi pas untuk kenyataan Yaa, aku hanyut!

Bersama riak dan arus deras sungai Buih dan segala macam hal yang merasuk di dalamnya Tenggelam! Terseret! Dalam badai yang berkecamuk, gelombang yang menggulung Kandas! Bersama sakit yang menderakan luka menganga! Patri panas bernama benci, menguatkanku, menancapkan jiwaku pada dendam dan sesal Dendam? Sesal? Untuk? Hakakaka .... Untuk apa? Wahai diriku, untuk apa? Bukan kah ini jalan yang kau pilih? Bukan kah ini pilihan hatimu sensiri? Bukan kah ini keputusan tangan-tangan jiwamu? Lalu, untuk apa benci? Untuk apa dendam? Untuk apa sesal? Tak berguna! Racun! Bisa! Yang bisa saja sewaktu-waktu membunuh dirimu sendiri! Membegal dan merampas seluruh kebahagiaanmu Heeeiii ... Tidak kah kau dengar jeritan-jeritan itu? Jerit tangis! Tangis sedih! Tangis kesakitan! Tangis penderitaan! Tangis pemberontakan! Tangis perjuangan ... Tangis dari hati tiga orang anak cinta yang kau sebut Putik Kehidupan! Apakah kau akan terus mengabaikan mereka? Membiarkan mereka menjadi rumput liar? Tumbuh dengan alam masing-masing dan terus tumbuh menjadi rumput! Tanpa bunga indah, tanpa buah ranum, matang, manis dan lezat untuk disantap! Seperti itu kah? Iya kah? Tidak kah kau sadari itu?

Wahai diri ... Renungilah olehmu satu hal! Satu hal saja! Flash back dan duduklah di atas dipan kecil kamar tidurmu Di pojokan, bawah jendela Mendekap guling dan bersandar di tembok dengan nyaman Aduhai, alangkah indahnya dirimu dulu

Sabar Pendiam Nrimo Tangguh Gigih berjuang Mandiri Pantang menyerah

Meski hanya berteman dengan linangan air mata kepiluan, tapi kamu tidak termasuk ke dalam golongan gadis cengeng.

Kamu tegar Kamu kuat Kamu selalu dihantami masalah, tapi kamu selalu bersemangat dalam menghadapi semua itu Satu per satu Kamu telan kepahitan dengan tawakkal Gagah berani menghadapi lindasan roda kehidupan Itu kamu! Kamu, yang sesungguhnya

Bersambung

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Serial: Catatan Mamak Tangguh (Fiksi)"

Posting Komentar