Sepucuk Tentangnya

Bismillaah

Yaa Rabb, sebenarnya, Okino maluuu sekali menuliskan ini. Namun, rasanya benar-benar sesak! Menggelegak! Ini tentangnya, seorang hamba dengan sebuah nama yang pernah mengisi hari-hariku.

Iyaaa, mengisi hari-hariku. Dulu, dulu sekali. Waktu aku masih belum genap enam belas tahun. Yeeeaaah, kam bertemu di facebook--lagi-lagi facebook, tapi please aku hanya ingin jujur--dan akhirnya, kami silaturrahim di SMS dan telepon. Waktu itu, aku belum dikasih BBM sama Mama.

Dia, Kakak itu, baaaiiik sekali sama aku. Usianya sekitar sembilan tahun di atasku. Ikhwan. Asli Indonesia, Jawa. Ummm, tinggalnya di luar Jawa. Di mana, aku lupa. Lupa? Iya, aku lupa--ini serius, dan tidak sedang pura-pura lupa--namanya kota apa ya?

Dewasa dan bijaksana. Perhatian. Pengertian. Banyak mengajariku banyak hal. Yeeeaaah, begtu yang aku simpulkan tentangnya.

Hari-hari berlalu, dan terus melaju. Kakak itu menyatakan falled in love sama aku! Whaaat? Jatuh cinta ya? Itu, seperti apa? Terus, sakit tidak? Bagaimana bisa? Kan, kami belum pernah ketemu! Ummm, maksudku, bertatap muka. Kami hanya bisa saling melihat foto dari facebook. Berkomunikasi dengan saling mengirim pesan di inbox atau SMS. Pernah juga beberapa kali telepon--tapi tidak sering--yang singkat padat berisi gitu. Jadi, bagaimana Kakak itu bisa mengatakan I love you? Hikaaa.

Sebenarnya, aku suka Kakak itu. Tapi, bagaimana ya? Apa suka itu artinya falled in love juga? Tidak selalu kan? Atau, karena Kakak itu baik dan aku nyaman dengannya, bisa dikatakan cinta juga? Duuuh, mengapa sih harus ada cinta? Jatuh cinta? Itu, yang jatuh apanya?

Well, aku senang baca pesan-pesan Kakak itu. Selalu menyenangkan!

--- Assalamu'alaykum, Cantik Apa kabarmu hari ini? --- Asslamu'alaykum, Shalihah Sehat? --- Assalamu'alaykum, Bidadari Samuderaku Suskes? --- Assalamu'alaykum, Manis Sudah pulang sekolah --- And bla bla la

Siapa yang tidak suka mendapat pesan-pesan seperti itu? Ummm, jujur aku suka! Suuukaaa! Waktu itu, aku melayang-layang!

Perjalanan baru saja dimulai dan Mama tahu aku ada kedekatan dengan Kakak itu. Begitu juga Papa. Mereka langsung meng-cut-nya! Seketika! Aku, menggelepar, tentu saja!

Merasa dipisahkan dari benang yang selama ini mengkaitkan tubuhku. Yipz, seperti layang-layang putus dari benangnya. Tentu saja, aku protes! Demo!

Kanapa tidak boleh? Apa salahnya? Kami tidak berpacaran! Kami tidak ketemuan! Kami tidak teleponan! Kami hanya berkirim pesan!

Dan, tentu saja, aku mengambek. Seriuuus, kan, waktu itu aku masih manja-manjanya sama Mamaa dan Papa.

Yeeeaaah, Mama dan Papa menyikapiku dengan sangat bijaksana. Mereka tidak menyita HP-ku, tapi mengarahkanku. Mengajakku berbicara panjang kali lebar sama dengan luas persegi panjang tentang masa remaja. Semua serba remaja! Cinta remaja yang mereka sebut cinta monyet! Emosi remaja yang kata mereka labil! Masa pencarian jati diri ....

Aku tetap tidak bisa menerima! itu salahku Sungguh, sampai sekarang, aku merasa sangat bersalah!

Dengan sikap Mama dan Papa yang tidak menyetujui kedekatan kami itu, aku lemas! Kupingku terkulai! Mama menerapkan aaturan baru soal HP, kapan aku boleh mengaktifkan HP dan kapan harus mematikannya. Termasuk, jadwal bermain dan menginap di rumah pohon. Hikaaa. Menangislah aku!

Mau tidak mau, Kakak itu harus tahu masalah ini. Dan, benar saja. Aku memberitahunya. Mau tahu bagaimana tanggapan Kakak?

Beri mereka waktu untuk mengerti dan menerima!

Whaaat? Hemmm, sungguh, aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiran orang dewasa! Bagaimana bisa, Kakak itu bersikap santai dan tenang menghadapi masalah ini? Ummm, aaah ...!

Ini sih aneh!

Yeeeaaah, any way: Life must go on! Kujalani hari-hari dengan mematuhi semua aturan Mama. Kakak itu juga tetap baik padaku. Tetap mengirimkan pesan-pesan manisnya dan kadang-kadang mengirimi sajak-sajak yang so sweet.

Bulan berganti, tahun berakhir! Usiaku, genap enam belas tahun. Alhamdulillaah eh innalillaah.

Kakak itu, mengirimkan pesan spesial untukku, di inbox:

Happy milad, Bidadari Samuderaku Tetaplah anggun di taman bungamu Meski banyak hal menerpa Tetaplah cantik secantik Bidadari Surga

Wooowww.suka.com! Aku menggelepar! Menangis sepanjang malam. Bagaimana tidak? Aku tak bisa membalas pesannya, karena Mama memberiku warning; "Off sekarang atau tidak ke facebook lagi? Sama sekali!" Hikaaa.

Okeee, beberapa hari setelahnya, aku membalas pesannya dan meminta maaf, karena terlambat sekali membalasnya. O.K, Kakak itu selalu meng-O.K-kan keadaan. Hemmmm. Entahlah, mungkin semua orang dewasa memang begitu!

Lama-lama, rasa suka yang ada di hatiku, berbunga! Aku jadi sering merindukan Kakak. Rinduuu dan rinduuu full! Ummm, apakah itu yang dinamakan jatuh cinta?

Tapi, aku tak mendengar suara bluk, atau gederebuk atau apalah yang mirip suara benda jatuh ... Tentu tidak bukan, tidak mungkin kan hatiku keluar lalu terjatuh begitu saja. Aku, love Kakak itu!

Eeeh. Ya, waktu itu aku menyimpulkan begitu. Hikaaa.

Hari-hari terus berlalu! Melaju! Melaju! Melaju!

One day, aku melihat sesuatu tentang Kakak itu. Di akun facebooknya, dia menuliskan status bertunangan dengan seseorang, yang aku tidak kenal! Foto mereka berdua, terpasang manis di foto profilnya!

Hakakaka. Gi*aaa ...!

Kakak itu berkhianat? Berdusta? Ingkar? Mempermainkan?

Hat ever that may be, aku b*nc* dirinya!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Sepucuk Tentangnya"

Posting Komentar