Kelopakmu

Bismillaah

To: Bunga Kertas
Di halaman depan rumah

Dear Bunga Kertas,

Kelopakmu mengingatkanku pada dirinya, Gadis berkerudung ungu tua lebar dengan gamis ungu muda, bagian lengannya bercorak bunga-bunga kecil berwarna-warni. Aku memanggilnya, Dek. Kau tahu, hatiku jatuh luluh kepadanya. Meruntuhi seluruh altar hatinya. Menimbun dengan seluruh rasaku!

Dek, hambanya yang bertaqwa dengan karakter rapuh-rapuh tangguh yang mengagumkan! Dia bisa menjadi cengeng, namun bisa juga menjadi tegar. Bisa menjadi lembut, namun bisa juga menjadi tegas. Bisa kekanakan, dan bisa juga dewasa. Karakter-karakter yang berlawanan ini, bisa dimunculkannya pada sisi-sisi tertentu, dan itulah kenapa aku menamainya dengan rapuh-rapuh tangguh.

Semoga Allaah menjagamu selalu, Dek. Menjaga dari segala keburukan di dunia ini. Melindungimu dari derasnya arus kehidupan, agar tak mudah tergerus dan terhanyut. Aamiin.

Jaga dirimu baik-baik, Dek. Jaga hati! Mas mengerti, hidup dan berjuang di sana tidaklah mudah! Perang pemahaman mesti terjadi setiap waktu. Tapi, Mas Yakin, dirimu mampu bertahan dan terus berjuang!

Jadilah Muslimah Shalihah seperti yang dirimu cita-citakan. Jangan bersedih dan jangan menangis! Allaah menjagamu, Dek. Istiqamah, teruslah menebarkan kebaikan dengan kesabaran. Semoga, kelak dirimu menjadi sebaik-baik Bidadari Surga. Aamiin.

Kelopak bunga kertas mengedipkan matanya kepadaku, seolah hendak menyampaikan sesuatu: "Kau sedang rindu kah, pada Gadis manis itu? Haha. Sabar!" Yaaah, kok tahu sih? Memang jantungku terlalu keras ya berdegupnya? Jangan-jangan sudah menjelma genderang perang?

Aku memang selalu merindukannya, jujur, bertahan dan berjuang untuk tetap sabar menantikannya di ujung rindu Inilah Islam, yang mengajarkanku nilai-nilai kebaikan dan kesabaran Semoga, Allaah meneguhkanku dengan iman Aamiin Semoga, roncean kata ini, menjadi doa yang diijabah Allaah Ta'ala Aamiin

Leiden, 24 Juli 2015

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kelopakmu"

Posting Komentar