Mexican Hexagara

Bismillaah

Mexican Hexagara A true story by Sakura Sizuoka (A present for Mexican with loveee)

"Hello, Mexican," sapanya ramah. Kelas masih sepi. Ini haru pertama kami masuk sekolah. Oh, wooow! Kalian harus tahu nih, MOS di sini, super duper keeereen! Menyenangkan, penuh tantangan, kenangan dan yang pasti kalian akan ketagihan! Hekekeke. Eh. Sorry, tidak bermaksud membuat kalian yang sekolah di Indonesa iri loh, sungguh! Aku, hanya ingin berbagi cerita tentang indahnya MOS di sini. :)

"Hello, Okinohara," yeeeah, alhamdulillaah finally Allaah mengutus seorang teman juga buatku. Sepertinya, Mexican teman yang baik. Dilihat dari caranya menyapaku. Eh. Dia tidak takut dengan penampilanku--kalian tahu kan, kerudung hitam lebar ini, kadang membuat orang takut untuk mendekat--yang sebisa mungkin syar'I meski harus berjuang mati-matian untuk bisa seperti ini.

"Psikologi?" Mexican mengajakku mengobrol. Kulihat senyum di wajahnya itu tulus untukku. Ramah sekali, dia! Kesan yang menyenangkan. Semoga, selamanya begitu. Aamiin.

"Iyeees," kami saling melempar senyum. Kini, sudah duduk berhadapan dan setelah itu obrolan panjang pun tak terelakkan. Sangat menyenangkan! Jujur, ini pertama kalinya aku bertemu dengan teman non muslim yang menerimaku dengan baik. Alhamdulillaah.

Banyak sekali yang kami obrolkan. Mulai dari prepare MOS, sampai berangkat keskolah tadi pagi. Eh. Termasuk, saat bingung memilih jurusan. Haha. Kami blak-blakan sekali. Sampai-sampai harus mengobrolkan soal ujian kelulusan dari SMU kemarin.

"Aku, sampai babak belur menyiapkan semuanya," ungkap Mexican. Oh, eh. Babak belur ya? Emang sampai segitunya? "Kau tahu, Nohara? Megan, adik laki-lakiku yang masih lima tahun, dia satu-satunya adik yang kupunya, heboh sekali membantuku! Sangking hebohnya, sampai menuangkan susu cair coklatnya ke dalam tasku. Katanya, dia sedang menyirami apa gitu aku lupa. Hahaa," cerita yang keren! Hihi. Setidaknya, Dedek belum lahir dan belum bisa membantuku seheboh itu. Atau, aku akan sangat keberatan Dedek menuangkan susu cokelatnya ke dalam tasku!

"Apalagi, aku belum dapet pita merah hatinya. Duh, harus lari-lari ke toko alat jahit. Mommy, panik sekali. Katanya, kalau sampai tidak dapet, yaaah, artinya kamu harus siap diskors! Yeeeeaaah, kamu tahu Nohara? Mommy paling panik sedunia! Apa saja bisa membuat Mommy panik! Termasuk saat Megan menelan sendiri potongan keju yang ada di atas rotinya. Menurutmu perlu panik tidak sih?" Hehe. Tidak tahu, yaaa. Kan, aku tidak ingat waktu aku kecil. Mommy panik atau tidak waktu aku menelan hagelzlaag-ku. Hehe. Mexican teman mengobrol yang sangat menyenangkan. Keterbukaannya, membuatku nyaman. Tapi aku? Hanya bisa ber-O.K, oooh, Raab,--haha. Sepertinya, Mexicaan tak ingin mendengar ceritaku. Dia lebih senang didengar, sepertinya. Dan itu O.K.

"Waktu aku lulus dengan nilai Little Star dan mendapat beasiswa di sini, Mommy, Daddy dan Megan heboh! Mereka, menganggapku benar-benar Little Star yang jatuh dari langit biru! Menangkapku dengan berjuta rasa? Entahlah! Mereka terlihat sangat bahagia! Kamu tahu, Nohara, Daddy sangat senang waktu aku memutuskan untuk menjadi psikolog! Begitu juga dengan Mommy dan Megan? Hehe. Entahlah, dia hanya anak yang berumur lima tahun." Tawa kami berderai. Aku sih, cenderung ikut berderai. Kan, tidak enak kan, Mexican seantusias itu bercerita sementara aku no expression? Ah, tidak banget deh! Itu bukan aku!

Bersambung

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mexican Hexagara"

Posting Komentar