Klompen Merah Tulip

Bismillaah Lanjutan, Gusy, :)

Sorry, aku tidak bermaksud membandingkan Skip dengan Fatin dan Zain. Mereka jelas berbeda, jadi tidak adil kan jika aku membuat perbandingan hanya dengan melihat cara mereka berpakaian? Oke, jadi, seperti itulah Skip berpakaian pagi itu. Kereeen, seperti warna tumpah di atas tubuhnya. Anehnya, kenapa Skip tak bergerak sedikit pun? Dia sedang menjemputku kan? Atau ... Semoga tidak salah orang. Tidak asyik kan, aku sudah mengamatinya sampai titik terkecil dan ternyata salah orang! Lebih tidak asyik lagi, tadi sempat kubandingkan denga Fatin dan Zain. Oh, semoga itu tidak terjadi! Aamiin.

Ahaaa, itu Skip beneran! (Pinjam bahasanya Ovy), sahabat dekatku, saat tahu sesuatu yang diduganya itu benar. BENERAN Skip! Alhamdulillaah. Lega! Lihat, dia melambai-lambaikan tangan ke arahku. Tawanya melebar dan wajahnya berbinar-binar. Usil, menjadi kesan yang tak pernah hilang dari tawanya yang khas itu. Wuuuiiih, usilnya sedunia! Terutama, sama aku? Hehe.

Stasiun semakin riuh. Crowded dan jangan tanya lagi, tentang suara-suara apa saja yang mewarnainya kini. Sepatu berderak oleh langkah setengah berlari. Tak tik tuk tak, dari suara sepatu hak tinggi. Peluit kereta yang nyaring melengking. Mesin kereta yang khas jeeeng jeeeng kuuung berderebem. Tawa anak-anaka, tangis bayi, suara ibu-ibu panik, bapak-bapak yang mencoba meyakinkan istrinya, banyak lagiii.

"Heeeiii, Nohara! Bisa lebih lambat kah berjalanmu?" Skip sedikit mengomel! Lihatlah, wajahnya terlihat kesal!

"Hei, Skip. Kau tahu kan? Aku ini gadis!" Aku membela diriku. Sekali-kali.

"Oh yaaa, yaaa! Tapi, jalan seperti itu lambaaat sekaaaliii! Jadilah kau gadis yang perkasa ...," ah, tak peduli dengan yang diucapkan Skip. Kutinggalkan di sana dengan kekesalannya itu. Lebih baik, segera menuju halte bus. Itu solusi!

Bersambung

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Klompen Merah Tulip"

Posting Komentar