Umm, 18 Years Old

Bismillaah

Ummm, 18 Years Old

Bagaimana tidak tersenyum-senyum bahagia menuliskan ini. Sungguh, tidak dapat menyembunyikan senyum ini. Senyum bahagia. Senyum yang merendakan harapan dan masa depan. Terminal terakhir kehidupan, Rumah Surga. Jannah Family.

Ummm ... Dulu, dulu sekali, waktu liqa' dan Ustadzah menanyakan, "Siapa yang sudah siap menikah? Hayo, siapa yang sudah siap? Nanti Ustadzah ta'arufkan. Ingat lho ya, nggak boleh pacaran. Bolehnya, ta'aruf, dikhitbah dan menikah," ucap Ustadzah penuh keyakinan dan ketegasan.

Kami diam. Seolah ada lem yang merekatkan bibir-bibir kami. Aku, menghela napas panjang, releks saja sih. Namun, Ustadzah menunjukku untuk menjawab. Ummmm, apakah menghela napas panjang itu sebuah isyarat bahwa kita akan memberikan jawaban? Mungkin, tapi jelasnya aku tidak tahu. Padahalan dalam hela napas itu, aku berpikir; "Jika Allaah ridha, why not? Bukan kah itu artinya aku menyempurnakan separuh Agama? Mengikuti sunnah Rasulullaah?"

"Nohara? Sudah siap menikah? Bagus lho menikah muda ...," Ustadzah menatapku teduh. Clesss. Dalam hati aku berkata, "Iyaaa, Ustadzah. Okino insya Allaah mau menikah muda." Namun, mulutku terkunci. Rasanya, tak punya daya untuk berucap. Hingga yang terlahir hanya senyuman. Senyuman yang berarti, "Okino is ready, Ustadzah."

"Kalau begitu, Ustadzah ubah pertanyaannya ya? Siapa yang mau menikah muda?" Ustadzah mengacungkan kedua ibu jarinya. Itu artinya, Ustadzah serius. Ummm, kalau usia wanitanya delapan belas tahun, sudah boleh menikah kan, Ustadzah? Tanya hatiku. Entah, sedari tadi, hatiku menjadi aktif sekali bertanya. Hehe. Mungkin, karena mulutku tergembok!

"In syaa Allaah, Ustadzah," jawabku. What? Itu tadi, benar-benar aku ya, yang menjawab? Mulutku terbebas? Ummm, maksudku, tidak terkunci lagi? Dan menjawab in syaa Allaah dengan tegas dan mantap? Aaah, semoga tidak membuat majelis ini geger. Aamiin.

"Masya Allaah, Nohara. Semoga jodohmu hamba yang bertaqwa dan bisa menuntunmu hingga ke Surga. Aamiin," ucap Ustadzah bijak dan diikuti koor: "Aamiin"

Jujur, saat itu, hatiku berdebar-debar. Jantungku melompat-lompat. Semoga, tak ada satu pun yang mendengar suara gedebug-gedebugnya. Hehe.

18 years old. Dan, itu tinggal hitungan bulan lagi. Haha.

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Umm, 18 Years Old"

  1. Menikah muda itu jauh lebih baik dan memdekatkan diri lebih dekat pada Sang Maha Cinta, terkhusus di era kini dimana pergaulan anak muda yang seakan tak terkendalikan agama lagi, maka menikah muda adalah solusi.

    BalasHapus
  2. @widayanto,
    Hekekeke.

    Right, Kak Wida


    Terima kasih sudah berkunjung ke Amazing Diary (tapi berantakan) ini.

    BalasHapus