Selimut Tulip

Bismillaah

Selimut Tulip A poetry by Sakura Sizuoka

Warnanya sudah pudar oleh deterjen dan gilasan mesin cuci. Maklumlah, usianya sudah sama dengan usiaku. Tujuh belas tahun lebih. Kelopak-kelopak dan kuncup-kuncup tulipnya juga sudah tak semerah dulu. Warna dasarnya yang aslinya merah jambu, kini hampir memutih. Namun rasa sayangku padanya tak pernah pudar. Begitu besar. Karena bagitu, ia selimut terhangat sepanjang hidupku.

Yakin, nilai sejarahnya yang begitu besar membuatku terlalu menyayanginya. Sampai-sampai harus tidak nyenyak tidur jika tidak bergelung di dalamnya. Selimut Tulip.

Padahal, Papa juga sudah membelikanku Selimut Hello Kitty, dan Mama juga sudah membelikanku Selimut Pippie Lang Kaus ... Tetap tak tergantikan!

Leiden, 21 Agustus 2015

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Selimut Tulip"

Posting Komentar