Curhat Cinta

Bismillaah

Cinta ... Dulu, dulu sekali, aku berpikir: "Setiap manusia pasti membutuhkan tempat untuk menambatkan perasaannya. Membutuhkan bahu untuk bersandar. Membutuhkan ruang untuk menuangkan segala isi hatinya. Membutuhkan wadah untuk menumpahkan segala yang ada dan terjadi dalam hidupnya. Tempat. Bahu. Ruang. Wadah. Siapa? Maksudku, yang bisa menjadi empat hal itu? Berarti yang bisa menjadi empat hal itu adalah sesuatu yang abadi. Selalu ada dan tak pernah pergi. Karena kebutuhan manusia akan empat hal itu akan selalu ada sepanjang hidupnya. Jadi, siapa?"

Dulu, dulu sekali juga ... Aku sering curhat sama Fatin. Itu pun kulakukan setelah agak lama berteman. Terlebih saat kami resmi bersahabat. Aku banyak curhat sama Fatin. Tentang sekolah, pertemanan, tulisan-tulisanku, bunga-bunga, kanal, spel tuin, benda-benda kesayangan. Banyak. Itu, berlansung hampir setiap weekend, sampai Allaah memanggilnya kembali.

Hekekeke. Tentu saja, aku merasa sangat nyaman, paling nyaman saat curhat sama Papa (dan Mama). Jujur, aku sangat dekat sama Papa (jika dibandingkan dengan Mama, lebih dekat sama Papa). Papa itu bayanganku. Haha. Itu wajar loh, karena dalam teori psikologi, seorang anak perempuan akan lebih dekat dengan ayahnya dan seorang anak laki-laki akan lebih dekat dengan ibunya. Figur silang, nama torinya itu. Jadi, aku normal banget dalam hal ini kan? Hekekeke. But, over all, I love Papa dan Mama. Both.

So, intinya, aku ingin menuliskan, "Papa sudah dipanggil Allaah, menyusul Fatin. Jadi, siapa yang akan menjadi Tempat, Bahu, Ruang dan Wadah dalam hidupku? Haha. Ternyata, terkadang aku stupid ya? Kan, ada Allaah. Kenapa mesti bingung? Allaah, Segalaku. Lebih dari empat hal itu."

Ganbatte!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Curhat Cinta"

Posting Komentar