Lip Gloss

Bismillaah

Lip Gloss A true story of me

Jessyca baru saja menelepon. Katanya, "Nohara, aku OTW ke rumahmu ya? Surpriseee!" Haha. Jessyca itu satu-satunya sahabatku yang Always Triiing (Kata Jessyca, Always Triiing itu selalu bersinar untuk kehidupanku. Cieeeh, matahari dong?), terutama sejak aku sakit. Alhamdulillaah, setidaknya Allaah mengutus Jessyca, Enam Shalihah dan sahabat-sahabat di LIM yang baik dan tulus menyayangiku. Jadi, meskipun sakit, aku sangat bersyukur. Iyeees, dari aku sakit itu, jadi tahu siapa yang benar-benar tulus menyayangi dan tidak. Sekali lagi, alhamdulillaah dan alhamdulillaah, lagi dan lagi. Alhamdulillaah terus.

Apa yang bisa kukatakan pada Jesyyca selain, "Okeee, Jess. I'm waiting for you," sebab apa pun yang kukatakan, dia tetap akan datang. Aku sangat mengerti bagaimana Jessyca. Sahabat terlamaku. Maksudku, bahkan sejak kami masih bayi. Haha. Faktor orang tua dan rumah yang berdekatan. Alhamdulillaah.

Tentang surprise, bukan hanya kali ini saja, Jessyca memberikannya untukku. Banyaaak sekaaaliii surprise yang dirancangnya untuk membuatku tersenyum dan sekaligus menangis haru. Haha.

***

Mama masuk ke kamarku dengan heboh. Oh yaaa, Mama memang selalu heboh, dalam arti penuh semangat dan selalu ceria. Itulah kenapa, aku tidak be-te meskipun harus seperti ini. Yaaa, I mean, harus di kursi roda. Mengerjakan banyak home work dan tugas pengganti sekolah dan semua aktifitasku juga otomatis banyak kulakukan bersamanya. Tapi, kata Mama, "Itu keren lho Honey. Anggap saja itu buggy. Pada saatnya, Honey akan bebas darinya dan bisa beraktifitas seperti biasa. Oke, Honey? Senyum dooong!" Aku mendengarkan apa yang dikatakan Mama dengan sepenuh hati. Benar, untuk apa aku be-te dan bersedih. Bukan kah ini hanya sementara? Hanya proses untuk menuju sembuh dan sehat? Sooo, just enjoy!

"So? Jessyca jadi ke rumah, Honey?" Mama meletakkan senampan menu sarapanku di meja. Kulirik, ada secangkir sereal, waffel dan banana. Di kotak kecil itu? Kotak makan siangku yang berstiker Lala? Itu, obat yang harus kuminum pagi ini, tentu saja. Aku tersenyum.

"Ya, Mama. Dia baru saja mengabari Okino," kataku, sambil membenarkan letak kerudungku. Sedikit menceng ke kanan karena belum kupasangkan peniti.

"Oh, oke. Selamat bersenang-senang, Honey. Mama bantu makan?" Mama mengangsurkan waffel kepadaku. Binar matanya membuat selera makanku on top on. Haha.

"No, Mama. Okino bisa sendiri." Kuterima piring kecil berisi sepotong waffel buatan Mama. I like it much!

Neng neng nong nong! Neng neng nong nong! Assalamu'alaykum .... Neng neng nong nong! Neng neng nong nong!

Bel pintu memanggil-manggil. Mama berbisik, "Jessyca!" Haha. Always Triiing-ku benar-benar datang. Alhamdulillaah.

***

"'Alaykumussalam, Jeeess. Come ini!" Sahutku, tak kalah seru. Kuteguk sereal terakhirku. Gagang pintu berderak dan menyembullah waja ayu berkerudung pink itu, Jessycaaa!

"Heiii, nice breakfast? Makan yang oke, Nohara. Biar cepet sembuh. Sehat. Tidak rindu kah kau, bersepeda denganku?" Jessyca merangkulku hangat seperti biasa. Jiaaah, siapa yang tidak rindu? Rinduuuu, rinduuu, rinduuuu!

"Oke, Jessyca. Okino mimik obat dulu, ya? Bisa tolong ambilkan?" Pintaku manja.

"Siaaap, Baby!" Ucapnya dan cubitan lembut mendarat di pipi kiriku. Awwwas yaaaa, Jess, kalau aku sudah sembuh!

Selesai. Makan pagi selesai pun mimik obat. Jessyca membantuku mengemasi nampan. Ah, thaaanks, Jess.

"So, what's your surprise?" Tagihku. Aku, tergolong orang yang suka penasaran terhadap sebuah janji.

"Okeee. Tutup mata. Tutup telinga. Eeeh, tutup mata, Nohara!" Perintah Jess, sambil melangkah ke luar kamar.

Kudengar langkah kaki berjingkat beberapa saat setelah itu. Aku patuh, masih menutup mata. Hekekeke.

Benda itu, kotak. Kuraba, kertas kadonya halus dan diikat dengan pita. Merah kah warnanya? Apa yaaa? Haha. Aku mulai kepo.

"Open eyes, Baby!" Perintah Jessyca dan benar saja, tanpa menunggu detak setik susul menyusul kubuka mata dan melongo. Kaaadooo? Aku kan tidak sedang merayakan sesuatu? Eh. Jessyca serius, memberikan surprise? Eeeh, tunggu! Aku ingat, Jess juga bisa usil looooh. :-(

"Bukaaa, dooong! Kamu past suka!"

One, two, three .... Eeen, tweee, drie ...

"Lip Gloss," ucapku, setengah berbisik senang dan penasaran dan setengahnya merasa lucu.

"Yaaa, Lip Gloss. Aku perhatikan bibir kamu kering. Oke, tenang, Nohara. Ini bukan Lip Stick. Tidak akan berkilau dan tidak akan mencolokkan warna. You know kan, kita tidak boleh berdandann" cerocosnya, sembari memoleskannya di bibirku. "Naaah, tambah cute, kan? Sebentar aku ambilkan cermin. Eh, di mana cerminnya?"

Hekekeke. Artinya, itu Lip Gloss pertamaku. Suka, suuukaaa! Dan ternyata, di kotak itu masih ada beberapa benda asing untukku. Aaah, Jessyca.

Henna

Deodorant (Kata Jessyca tidak terlalu menyengat aromanya)

Bross

Peniti warna-warni (Harus ya pakek yang warna-warni?)

Lotion (Aaah, kurasa tidak perlu!)

Hekekeke. Jadilah sepagian itu, aku didandani sama Jessyca. Ia, terlihat enjoy melakukannya. So, just enjoy and thaaanks, Jeeeess. My Always Triing!

---#---

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Lip Gloss"

Posting Komentar