Den Haag And Me

Bismillaah

Den Haag. Kota kelahiran Papa. Tempat Papa tumbuh dan dibesarkan oleh cinta Rabb. Papa ... Seorang hamba yang bertaqwa dan Rabb telah mengamanahkanku padanya. Alhamdulillaah. Bingo! Sangat beruntung, menjadi Little Angel-nya Papa. Karena Papa adalah seorang guru, ustadz, sahabat, idola, kuda poni (aku sering naik di punggung Papa dulu, saat bermain), pesawat, roket, pembeli yang menyenangkan di kedai mainanku, cheff dan pesaing berenang yang keren! Haha. Sesungguhnya, semua yang kutulis ini, belum mewakili tentang Papa yang sebenarnya. Sungguhan.

Den Haag. Aku memang tidak tinggal di sana, karena Mama dan Papa tinggal di Leiden. Tapi, setiap weekend kami di sana. Mengunjungi Opa dan Oma, sekaligus menghabiskan weekend di sana. Berkebun, bertaman, jalan-jalan, bercengkerama. Bersama Opa dan Oma duduk-duduk di tepian kanal ....

Den Haag. Melukiskan jejak-jejak cinta Papa. Pribadi yang mengajarkan kepadaku tentang kejujuran, kesetiaan dan perjuangan. Pribadi yang mengajarkan kepadaku tentang pengorbanan dan keikhlasan. Pribadi yang mengajarkan kepadaku tentang cinta, kasih sayang dan kesabaran. Sabar. Sabar yang bagiku, begitu sulit untuk diistiqamahkan dalm hidup ini namun aku terus belajar dan berjuang untuk menjadi pribadi yang diliputi dengan kesabaran. Sabar. Bilakah aku bisa menjadi sesabar Papa?

Den Haag. Aku menyebutnya Titik Balik Cinta dan di sanalah aku merenda rindu ....

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Den Haag And Me"

Posting Komentar