Melukis Taman Cinta

Bismillaah

Sungguh, Engkau menuntun langkahku, hingga sampailah aku pada hamparan Taman Cinta. Dipenuhi aneka bunga penuh warna. Kuncupan indah menawan. Mekaran merekahkan Cahaya Cinta. Tangkai-tangkai beraneka rupa, menggelitik jemariku untuk merayapinya. Batang-batang berbagai bentuk dan ukuran, meraih-raih tanganku untuk menyentuhnya. Aku terjerat. Dalam hembusan erotis napas senja.

Kuingat, mentari baru saja diantar-Nya di ufuk sana, membentuk nampan jingga. Arak-arakan awan seputih salju mengiringi, membentuk cakrawala. Senja. Selalu memautku dengan kekuatan maut, tak terelakkan. Menghipnotisku dalam detakan jantung mesranya. Terpesona.

Bening wajah angkasa, memayungi Taman Cinta. Bagaimana sapuan mataku bisa terjeda dan perasaanku terkikis? Aku, sungguh, telah mati rasa terhadap selain-Nya. Memasungku syahdu dalam not-not nada cinta-Nya. Tiada dua. Terlantun kudus, kidung kerinduan. Karena pasung-Nya, Cinta. Tiada gundah menjelma meski sekejap jua.

Cinta, aku terpesona pada Taman Cinta. Tuntun aku selalu, Cinta. Mengitari Taman Cinta penuh mesra.

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Melukis Taman Cinta"

  1. Maa syaa Allaah..semoga Allaah memberkahi anda.

    BalasHapus
  2. @Kakangmas Wida,
    Maa syaa Allaah.
    Aamiin.
    Waiyyaka.
    Jazakallaahu khayra.

    BalasHapus