Kado Chan

Dodol! Kenapa bisa gini sih? Harusnya kan aku jadi orang pertama yang memberinya ucapan selamat ulang tahun. Hik. Mewek ples juengkel kalo begini mah. Padahal selama ini, Nira nggak pernah lupa ngasih ucapan selamat tiap aku ulang tahun. Hemmm, ternyata obesitas bener-bener nyebelin. Eh, apa hubunganya obesitas sama kupa ya?



Ah, udahlah yang penting, semoga kado ini bisa mencerahkan semuanya. Hidup Chan! Hidup Nira! Hidup persahabatan. Bodo amat telat, yang penting kan tetep ngasih kado. Sip!



"Niranya lagi bobok, Chan." Kata Mbak Andien, sepupunya dengan ramah. Oalah, keluh hatiku. Sadar situasi, Nira kalu lagi tidur nggak bisa diganggu.



"Oh, kalo gitu nitip ini aja deh, Mbak." Kataku menahan kecewa.



"Loh, nggak nunggu dulu? Palingan bentar lagi juga bangun." Kata Mbak Andien lagi. Aku menggeleng pelan sekaligus berpamitan pulang.



*



Esok harinya di sekolah.

Nira sudah di kelas waktu aku datang. Hatiku melonjak senang! Yes! Penasaran nih, gimana ekspresi Nira ya sama kado yang kuberikan kemarin?



"Ra ... Sori, aku lupa beneran. Sorry, allright?" Kataku sok bule.





"Oke, tidak apa-apa, Chan." Jawabnya singkat. Loooh, kok gitu? Hik. Mewek ples kecewa berat. Mana nih Nira yang selalu heboh sama pemberianku? Batinku.



"Chaaan? Cembetut gitu? Ada apa sh?" Tanya Nira penuh perhatian. Mak njlep. Loh, kado itu? Aduuuh, jangan-jangan Mbak Andien lupa ngasihnya ke Nira. Hik. Mewek lagi.



"Oh, eh, anu ... Ra, titipanku udah nyampe?" Tanyaku terpaksa bin darurat.



"Titipan, Chan? Apa? Sama siapa?" Nira melongo.



Jujur, aku ingin nyebur ke Pantai Marina sekarang juga mendengar jawaban Nira. Hik.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kado Chan"

Posting Komentar