Hari H

Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallahu Allahuakbar." Ucapku haru dalam sujud syukur. Baru saja Kakang melakukan ikrar suci itu. Ijab qabul yang menjadikan ikatan cinta kami halal di hadapan Allah dan sah di hadapan Negara. Tak terbendung lagi air mata syahdu mengalun dari bilik hati yang selama ini bersabar dalam penantian. Inilah janji Rabb. Rabb telah memenuhi janji-Nya untuk kami. Allah, jadikan kami keluarga sakinah mawaddah warrahmah barakah. Amanahkanlah kepada kami keturunan yang shalih dan shalihah, Rabb. Aamiin. Do'a ini terucap tulus dari dalam hati tanpa jeda. Tanpa sekat. Tak terbatas.

"Assalamu'alaykum, Ndhuk." Suara Kakang memanggilku dari belakang. Segera kuhadapkan diri ini padanya. Duhai, imamku dunia akhirat. Inikah engkau yang Allah titahkan untuk menjadi surga bagiku? Inikah engkau, ladang amalku?

"Kang ... Bimbing Oca. Didik Oca. Ridhai Oca, Kang." Ucapku mengharu biru lalu suasana sakral melingkupi beberapa saat. Dengan segenap perasaan bakti bersimpuhlah aku di kakinya.

"Bismillah ... Sudah, Ndhuk. Berdiri sini." Sergah Kakang. Aku mengikut. Jujur, sekujur tubuhku gemetar menahan perasaan haru bercampur jadi satu. Kini mata kami saling menatap. Tak urung bergulirlah air mata kami. Saat itulah, Kakang mengecupkan sebentuk ungkapan cinta di keningku. Lalu pelukan hangat menjadi hal terindah ... Mencium tangannya kurasakan begitu membahagiakan.

"Kita melangkah bersama dalam ikatan cinta-Nya. Allah yang akan membimbing dan mendidik kita, Ndhuk. Allah yang telah menghalalkan ikatan cinta kita. Em, Kita shalat dulu, Ndhuk."

"Bismillah, Kang. Bismillah." Aku menimpali. "Iya, Kang. Masih ada wudhu?" Tambahku.

"Masih, cantik." Kata Kakang menggoda. Allahuakbar ... Rasanya benar-benar tersipu seribu kali. Lalu cuilan kecil di ujung hidungku diiringi jerit manjaku membuat kami tergelak. Gelak bahagia.

The End

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Hari H"

Posting Komentar