Kerudung Bendera

Suasana Moslem Wear di Leiden sedang sepi. Tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini untuk hunting kerudung. Merasa sudah menjadi gadis yang tidak layak lagi mengenakan Baby Veil. Sudah tidak menutup sampai di bawah dada.

Kuedarkan pandangan ke seluruh penjuru Veil Court. Hatiku tertancap di sudut ruangan itu. Di antara kerudung bercorak batik dan berbunga-bunga mawar besar, terselip kerudung putih melati. Bagiku, itu terlihat sangat indah. Masyaallah ... Berdecak kagum hati ini dibuatnya. Mungkin ini pilihan yang tepat untuk mengawali hariku mengenakan hijab syar'I.

"Please, help me, Madam. I wanna the white one!" Kataku sopan pada penjaga toko. Sengaja menyapanya dengan Madam. Ini kebiasaanku memanggil wanita yang usianya tidak jauh dengan usia Mama. Agar lebih dekat dan akrab. Senyumnya merekah pada wajah berseri itu. Benar kan, setiap orang yang kusapa dengan Madam pasti akan sangat senang. Alhamdulillah.

"This one, Mooi Meisje?" Tanya Madam itu sambil mengangsurkan kerudung putih melati itu padaku. Mooi Meisje, artinya gadis kecil yang cantik. Aduuuh, jadi berbunga-bunga hati ini dibuatnya. Saling menyenangkan itu sangatlah indah. Hanya itu kesimpulanku. Kami saling tersenyum ramah.

Madam menunjukkan Fitting Room dan mengantarkanku ke sana. Dalam hati, aku sudah sangat senang. Membayangkan besok pagi ke Sekolah dengan kerudung lebar ini. Allahuakbar!

Terkejut bercampur terkagum-kagum.
Memandangi diri di cermin. Terlihat lebih dewasa dan "anggun" dengan kerudung yang lebih lebar dan panjang. Satu lagi dan ini yang paling penting. Aku merasa sangat nyaman. Ya ... Nyaman dan aman.

Memutar-mutar badan dan memandangi diri dari berbagai sisi. Eiiit ... Ingat pesan Ustadzah, tidak boleh berlama-lama di depan cermin. Akhirnya kusudahi acara fitting kerudung itu dengan hamdalah dan perasaan lega.

"Bagaimana? Kamu suka?"

"Iya, Madam. Tentu Sakura suka. Suka sekali. Ummm ... Adakah yang warna lain, Madam?"

"Oooh, ada. Ayo ke sana!" Madam mengajakku menuju court yang lebih besar. Benar saja. Ada banyak warna di sana.

"I wanna the red one. Is there blue too?"

"Hahaha ... White, red and blue. Like a flag." Madam menimpaliku sambil mengangguk. Aku ikut tergelak. Iya, ya? Tanpa kusadari, aku sedang mencari kerudung bendera. Eh, maksudku, warnanya sama dengan Bendera Indonesia dan Belanda. Klop..!

Jadi, lega sudahlah hatiku saat sampai di rumah. Sudah mengukuhkan niat untuk perlahan-lahan memperbaiki diri di hadapan Rabb. "Senangnya hari ini, Rabb." Hatiku membatin. Ahad ini memang luar biasa! Mau tahu kenapa?

Pertama: Mama membolehkanku berbelanja kerudung sendiri.
Kedua: Mendapatkan kerudung bendera
Ketiga: Senang berkenalan dengan Madam yang ternyata namanya sangat indah, Zahrona! Kereeen..! Dia malah tertawa terpingkal-pingkal waktu tahu namaku Sakura. Katanya, "Sakura ... Seharusnya Tulip karena kamu tinggal di Netherland."
Keempat: Menguatkan hati untuk memperbaiki hijab di hadapan Allah. Semoga tidak terlambat. Aamiin.
Kelima: Kelaparan dan selera makanku melonjak sampai ke leher. Hakakaka.

"Sakura ... Bagaimana jalan-jalan kamu? Jadi shoppingnya?" Tanya Mommy setelah menjawab salamku.

"Yes, Mommy. Sakura berhasil menemukannya!"

"What's that, Honey?"

"Kerudung bendera, Mommy ... Look at these." Ucapku mantap sambil menunjukkan hasil huntingku tadi. Sepontan, Mommy tergelak. Namun, satu hal yang wajib dicatat, Mommy tidak keberatan aku mengenakan kerudung itu. Yippieee ... Hoeraaa ... Hika hika hika.

"Kamu harus memakainya berurutan, Honey!"

"Ya, Mommy!"

"Red ... Tomorrow is white and then blue. Ummm ... Mommy bangga, kamu mencintai dua Negaramu. Pertahankan itu, Sakura!" Kata Mama sambil mengacungkan kedua jempolnya. Itu pertanda Mommy mendukungku.

"Daddy?" Tanyaku hati-hati.

"Ummm ... Daddy? Mommy pikir Daddy tidak akan mempermasalahkannya, Sakura sayang! But ... Kamu harus bisa menunjukkan, dengan kerudung yang lebih besar, kamu juga lebih baik. Di hadapan Allah, terutama!" Terang Mommy dengan bijak. Aaah, rasanya seperti sedang berguling-guling di atas lautan salju!

Bahagia.

Senin pagi, di Sekolah.
"Sakura ... Is it you?" Sapa Merauke dengan ramah dan sedikit penasaran. Kujawab dengan anggukan yang biasa. Sopan dan ramah. Merakue dan keluarganya belum berislam. Semoga pada saat-Nya. Aamiin.

"You look ... Like Guru Mengajimu!" Celotehnya riang sambil merangkulku.

"Ya, Merauke. Do'akan aku ya? Semoga bisa istiqamah!"

"Istiqamah? What's that?"

"Konsisten, Merauke."

"Oooh, sure! Tenang, Sakura. Sahabat wajib saling mendo'akan."

Alhamdulillah. Allah mempermudah semuanya. Pihak Sekolah dan lingkungan bisa menerima perubahan hijabku dengan baik dan ramah, sama seperti biasanya. Ini, anugerah terindah ... Meskipun beberapa bulan lagi aku, Mommy dan Daddy harus sudah berpindah ke Indonesia semoga bisa meninggalkan jejak dakwah! Aamiin.

Kerudung bendera ... I love you!

The End

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kerudung Bendera"

Posting Komentar