Senyum Untuk Cintamu Dan Dia

Bismillaah

Senyum Untuk Cintamu Dan Dia

A story by Sakura Sizuoka

Seruling memandangi bayangan dirinya dalam cermin kaca. Manis. Gamis merah tulip, dipadukan dengan kerudung bercorak tulip kecil-kecil berwarna-warni dengan warna dasar hitam yang membalut tubuhnya, terlihat anggun. Senyum manis melengkung di bibir merah alaminya. Mata sipitnya berbinar, sementara pipinya kini bersemu merah. Kulit putihnya memang selalu jujur, jika pipinya memerah. Kini, Seruling pun tertunduk malu, membayangkan pertemuan itu. Ah, betapa bahagianya.

Ya, malam ini, Seruling ada janji mau bertemu dengan Mas Dion. Mas Dion itu kakak kelasnya dulu waktu SMA. Sebenarnya, selama ini mereka tidak berhubungan dekat. Apalagi spesial. Tidak sama sekali. Tetapi, entah bagaimana, kemarin pagi Mas Dion menelepon Seruling melalu telepon rumahnya dan diterima Bibi. Kata Bibi, Mas Dion mau bertemu dengannya. Katanya lagi, Mas Dion ada surprise besar-besaran untuk Seruling. Haaa? Surprise besar-besaran? Apa itu? Jangan-jangan ... Aaah, mikir apa sih? Mungkin, aku saja yang ge-er. Mas Dion kan orangnya istimewa. Pasti, banyak wanita cantik dan istimewa yang ingin menjadi pendamping hidupnya. Atau, mungkin ... Mas Dion sudah menikah? Haaa? Menikah? Lalu, untuk apa ia menemuiku? Mengapa ingin bertemu dan memberikan surprise besar-besaran itu?

Seruling mengggit bibirnya hingga terasa sakit. Mas Dion. Mas Dion. Mas Dion. Bayangannya memenuhi benak. Ah! Mengapa aku jadi sekacau ini? Bukannya wajar saja kalau Mas Dion ingin bertemu? Mungkin, Mas Dion sedang berbahagia bersama keluarganya dan ingin membagi kebahagiaannya itu dengaku. Itu kesimpulan yang dibuat Seruling. Bismillaah. Bisik hatinya.

Triiing!

SMS masuk. Dilihatnya di layar kaca, ada nama Mas Dion IPA I. Seruling tersenyum senang.

*Aku sudah di taman, Dik. Kamu cepet ke sini ya? Sendiri atau sama Anggit?*

*Aku sama Anggit, Mas. Tunggu sebentar ya? Nunggu Anggit.*

*Oke, Dik. Jangan lama-lama ya?*

Ah, Mas Dion. Membuatku semakin pensaran saja. Ada apa sih? Surprise apa? Besar-besaraan? Sejujurnya ... Aku pernah merasakannya! Debur jantung yang menggulung-gulung saat kita berpapasan di depan perpustaakan dan mendadak terserang bisu.

***

"Cieeeh, yang sudah cantiiik. Sitsuit!" Anggit tak henti-hentinya menggoda dan membercandai Seruling. Di sepanjang jalan, mereka tergelak-gelak bahagia. Yang digodai, yang dibercandai juga terlihat tidak keberatan. Senang sekali malah. "Eheeem, kalau nikah nanti, kamu mesti mbeliin pelangkah buat aku, Ling. Kan, kamu nglangkahi aku. Hehe," seru Anggit saat mereka sudah hampir sampai di taman.

"Yeee, gitu! Emang kamu mbakku? Ya nggak pakek pelangkah lah!" Sahut Seruling pura-pura kesal. Padahal, benaknya sedang dipenuhi mekaran bunga. Indah.

Sesampainya di taman bunga, tersekatlah hati Seruling. Pun Anggit. Tubuh Seruling bergetar dan Anggit hanya bisa menopangnya. Digenggamnya erat jemari Seruling, untuk menguatkan hatinya.

"Alhamdulillaah, kamu sudah datang, Dik. Nggit, apa kabar?" Sapa Mas Dion ramah. Anggit diam, Seruling diam pun Arum (Teman sekelas Seruling dan Anggit dulu) yang sedang bergelayut manja di bahu Mas Dion. Perutnya tampak membuncit, sepertinya sedang mengandung tujuh bulanan lah. Matanya tampak berbinar berseri-seri wajahnya.

Seruling remuk. Ibarat mentega yang dipanaskan di wajan. Mencair. Hatinya bergetar hebat. Tubuhnya menjadi dingin. Dibalikkannya badannya dan sebisa mungkin berjalan menjauh. Pulang.

"Dik? Lho, Nggit? Dik Seruling kenapa?" Mas Dion merasa bersalah.

"Nggit?" Arum ikut bertanya, setelah melihat Arum hanya diam dan membalikkan badan ingin menyusul Seruling.

"Kalian keterlaluan! Untuk apa kalian melakukan ini? Kalian menyakiti Seruling! Dan kamu Rum, kenapa nggak ngasih tahu kami, kalau ternyata kalian sudah menikah? Kejam!" Anggit meledak lalu berlari sebisa mungkin mengejar Seruling. Pulang.

---#---

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Senyum Untuk Cintamu Dan Dia"