Pinangan Cinta

senja-halal.jpg

Bismillaah

Pinangan Cinta

A monolog by Sakura Sizuoka

"Assalamu'alaykum," salammu terdengar santun dan hangat, senja itu. Membuatku menjadi semakin gugup. Gemetar jiwa dan raga. Ini baru salam kan? Pikirku. Bagaimana jika aku melihat wajahmu, Mas? Tanya hatiku lalu aku berlari masuk kamar. Malu. Tersipu. Terharu. Bahagia dan entah apa lagi, semua campur aduk menjadi satu.

Kudengar Mama menjawab salammu, hangat. Lebih hangat dari salammu. Apa kamu juga gugup dan gemetar sepertiku, Mas? Apa perasaanmu juga campur aduk seperti perasaanku, Mas? Oh, ternyata, seperti ini. Di sini, aku merasa heran dengan mereka yang memilih untuk pacaran. Apa mereka tidak terkena serangan jantung saat berdekatan dengan pacar mereka? Sementara aku, mendengar kamu mengucap salam saja rasanya setengah mati.

"Saya ingin melihat Adik." Adik? Oh, so sweet. Aku semakin gemetar. Mama menjemputku di kamar dengan senyum bijaknya dan aku hanya bisa berdiri kaku. Seperti patung. Jantungku semakin berdebur-debur!

Kita sama-sama menunduk. Lalu, bagaimana kamu melihatku, Mas? Bagaimana juga aku melihatmu, Mas? Ah! Aku tidak mengerti, ternyata tidak sesimple yang ada dalam benakku. Kamu datang, kita bertemu, saling melihat, membuat komitmen dan sudah selesai. Satu lagi, kamu mengkhitbahku.

"Adik, bersediakah kamu menjadi isteri shalihahku?" Tanyamu setengah gugup. Setengah? Ah, mungkin kamu memang gugup.

Aku mengangguk. Mengangguk? Apa kamu bisa melihat aku mengangguk, Mas? Bukannya kamu menunduk sedari tadi. Katanya mau melihatku, Mas? Agar tidak ada sesal di kemudian hari?

Akhirnya, kuputuskan untuk menjawab, "In syaa Allaah," lirih. Lirih sekali. Setengah berbisik. Kuharap kamu dan Mama mendengarnya, Mas.

---#---

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pinangan Cinta"

Posting Komentar