Katamu Malam Itu

Bismillaah

Katamu Malam itu

A monolog by Sakura Sizuoka

Sabtu malam yang indah. Cahaya lampu taman yang menimpa hamparan es di bawahnya memantulkan sinar oranye bercampur ungu? Entahlah, terkadang aku menjadi buta warna pada malaam hari. Sinar itu seakan-akan melompaat-lompat di sekitar taman. Mungkin karena lampunya digoyang-goyangkan angin. Jadi seperti lampu senter yang dimainkan. Digoyang-goyang, diputar-putar. Bersinar-sinar.

Aku sedang makan malam bersama Mama dan Papa di Sedap Pizza Indonesia, Den Haag. Sebenarnya, aku bukan pizza lover. Tapi, yaaa, aku harus tetap makan di sana. Mama dan Papa sudah berbulan-bulan menantikan waktu itu. Maksudku, waktu untuk bisa makan malam bersama. Seperti dulu. Seolah, mereka belum bercerai dan semua baik-baik saja. Yaaah, aku mengerti! Barangkali, begitulah kondisi hati orang tua yang bercerai. Di satu sisi, mereka sudah tidak ingin bertemu dan bersama lagi. Namun di satu, mereka juga harus membersamaiku dalam satu waktu yang sudah disepakati. Oke, jempol empat untuk kerjasama mereka dalam hal ini.

Dan, seperti kau tahu, aku mulai mual saat pelayan membawakan nampan-nampan bundar berisi pizza pesanan Mama dan Papa. Kecuali saat kualihkan pandanganku ke arah segelas milkshae chocolate speciall pesananku. Yaaah, lumayan! Aku menjadi bergairah kembali. Setidaknya, aku bisa segera meminumnya dan tidak perlu banyak-banyak makan pizza dengan alasan, sudah kenyang. Haha.

Aku masih bandel ya ...?

*next*

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Katamu Malam Itu"

Posting Komentar