Serial: Jannah Family

jannah-family.jpg

Bismillaah

---Tsun Dan Puri Dalam Cinta Sejati---

Sudah larut malam dan Tsun masih sibuk dengan berkas-berkas kerjanya. Lelah mulai menggelayuti raganya. Diliriknya jam dinding, "Jam dua belas. Ndak kerasa udah malam banget. Tapi, kerjaannya belum selesai. Dik Puri? Udah bobok ya?" Tsun bergumam lirih. Menggeliat sebentar lalu melanjutkan pekerjaannya lagi. Dihempaskannya rasa lelah yang tadi menggelayutinya. Tsun menghela napas panjang dan menyeruput the manis buatan Puri yang kini sudah tidak panas lagi. "Alhamdulillaah. Makasih ya, Dik? Manis deh, tehnya. Mas jadi ndak ngantuk lagi nih. Kamu bobok yang lelap ya, Dik? Allaah menjagamu. Mas nyelesein ini dulu," Gumamnya lagi seloah Puri ada di sampingnya dan mendengarkan apa yang baru saja digumamkannya. Kali ini matanya menjadi berbinar. Seperti baru saja mendapat suntikan semangat. Ya, siapa yang tidak bersemangat jika menyeruput Love Sweety Tea---begitu Puri menamakan---buatan Kekasih Hati. Pasti bersemangatlah! Hehe.

"A'uudzubillaahi minasysyaithaanirrajiim. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Qad aflahal mukmninuun. Alladzii nahum fii shalaatihim khaasi'uun. Walladzii nahum 'anillaghwi mu'ridhuun. Walladzii nahum lizzakaati faa'iluun. Walladzii nahum lifurujihim hafidhuun ...," sayup sampai terdengar suara merdu Puri melantunkan Surah Al-Mukminuun. Tsun tergetar. "Ma syaa Allaah, Mas pikir udah bobok, Dik?" Gumamnya dengan wajah semakin berbinar.

Jauh di lubuk hati terdalamnya, bertahta ras bahagia dan sykur yang begitu besar. "Alhamdulillaah, Engkau Maha Baik, Rabb. Memasangkanku dengan hafidzah shalihah seperti Dik Puri." Tsun tersenyum lebar, sembari mengemasi berkas-berkas kerjanya yang sudah selesai dikerjakan. "Alhamdulillaah,"

***

"Maaas, Puri kageeet," ujarnya manja setengah menjerit. Tsun tergelak bahagia. Dipeluknya Puri sepenuh cinta. "Sudah kelar, Mas?"

"Alhamdulillaah, sudah, Dik. Kamu belum bobok?" Tsun mencium lembut pipi Puri.

"Belum, Mas. Puri pinginnya kita bobok bersama," Puri menatapi bola mata Tsun yang memerah karena serangan kantuk yang dahsyat. "Yuk, Mas. Bobok? Mas sudah mengantuk sekali, kan?" Diusapnya pipi Tsun hangat. Lembut. Sepenuh kasih.

"Alhamdulillaah. Terima kasih, Shalihah-nya Mas. Bidadari Surga." Tsun menggandeng tangan Puri menuju ranjang lalu direbahkannya raga lelahnya di sana. Puri menyelimutinya dan mematikan lampu kamar. Menggantinya dengan lampu tidur.

"Berdoa dulu, Mas," Puri merebahkan diri di sebelah kiri Tsun. "Oh ya, Mas belum menyapa Buah Hati. Kangen loh."

"Oh iyaaah. Duh, maaf ya, Dik? Bisa kelupaan gini," Tsun memiringkan badan, mengusap mesra perut Puri.

"Tidak apa-apa, Mas. Puri mengerti kok. Buah Hati juga pasti mengerti, Mas. Mas sibuk sekali hari ini," Puri membenarkan poni Tsun yang sudah kepanjangan. "Ummm, besok cukur ya, Mas?"

"He'em, Dik. Temani ya? Hehe,"

"Iyaaa, Mas. In syaa Allaah. Ehhh, mana nih? Katanya mau menyapa Buah Hati," Puri merajuk manja.

"Eeeh, iyaaah. Sini, Sayang. Assalamu'alaykum, Buah Hati. Baik-baik di rahim Ummi ya? Allaah menjagamu. Mencintaimu. Daaan, Abi mencintaimu, Sayang." Tsun memejamkan mata. Perlahan haru menyelinap ke dalam hatinya.

Rabb, jagalah isteri dan buah hati kami ....

---#----

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Serial: Jannah Family"

  1. Subhanallah...
    Serial:jannah family kereeeeennnn
    Terimakasih sakura sizouka

    BalasHapus