Rinai Rindu Di Padang Salju

Bismillaah

Rinai Rindu Di Padang Salju

A monolog by Sakura Sizuoka

Musim gugur baru saja berlalu, Fatin. Kau tahu? Bahkan, aku belum sempat ke markas. Terlalu banyak hal yang terjadi dan sepertinya aku memang sedang sangat bodoh waktu itu. Tapi, percayalah, aku tidak bermaksud mengabaikannya begitu saja. As you know lah, Fatin. Markas Zainofa itu rumah ketiga bagiku, setelah Lovely Kolong dan Rumah Pohon.

Ummm, ya, ya ... Belum terlalu beku, namun cukup dibuatnya menggigil. Winter kali ini spesial, Fatin. Hujan es terjadi sejak malam pertama dan kau tahu? Aku banyak di dalam kantong tidur. Haha. Nyaman sekali rasanya, membaca buku, novel atau Roncean Kata sambil bergelung di dalamnya. Hangat! Rasanya, tidak mau menyentuh setetes air pun. Oooh, masih alhamdulillaah, Allaah menyuruhku untuk berwudhu ... Andai tidak, kupastikan, aku akan di dalam kantong tidur terus. Haha.

Bukan drama, Fatin. Ini tentang bagaimana rindu itu menyinggahi hatiku. Membongkah bersahaja di sana dan menyisakan perih. Luka lamaku seolah tergores kembali. Semoga tidak berdarah. Ummm, yaaa, as always, Fatin. I miss you, Boy! Daaan, aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga Allaah senantiasa menjagamu. Di sana. Di surga terbaik. Aamiin.

Rindu merinai di padang salju ... Hatiku semakin beku.

Leiden, 5 November 2015

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Rinai Rindu Di Padang Salju"

Posting Komentar