Hadiah Untuk Mas Kano

Bismillaah

Hadiah Untuk Mas Kano

A story by Sakura Sizuoka

Tangisnya pecah, menyeruak kesunyian malam yang kian merangkak menuju pagi. Bukan saja menyeruak kesunyian, namun juga menyampaikan kabar bahagia. Kabar, yang dinantikan semua yang ada di ruang bersalin itu dengan sepenuh hati. Sepenuh bahagia. Kabar, bahwa ia baik-baik saja dan kini tengah berbahagia karena berada dalam dekapan Bunda. Bunda, yang selama ini mengandung dan mencurahkan cinta dan kasih sayangnya. Bunda, yang mulai detik ini akan menjadi sayap-sayap cinta baginya. Sayap-sayap cinta, yang akan menaunginya dari segala hal buruk dan membahayakannya. Bunda, yang beberapa saat lalu berjuang bertaruh jiwa dan raga untuk melahirkannya ke dunia.

"Allaahu Akbar. Assalamu'alaykum. Ahlan wa sahlan, Sayang," Bunda berbisik lirih. Dikumpulkannya sisa-sisa tenaga untuk mendekap bayi mungil, Buah Cinta-nya bersama Mas Kano. "Bunda mencintaimu. Allaah mencintaimu, Sayang." Bisiknya lagi sambil meringis menahan sakit. Kali ini, rahimnya mengalami kontraksi lagi. Saatnya plasenta keluar. Bunda mengepal kuat. Seolah ada benda yang kini dipeganginya. Tak lama setelah itu, suster memberitahukan plasenta sudah keluar dalam keadaan baik dan utuh. "Alhamdulillaah,"

Tante Audri yang sedari tadi mendampingi Bunda tersenyum lebar. Senyum bahagia. Perasaannya kini menjadi lega. Akhirnya perjuangan telah usai. Persalinan yang memakan waktu hampir empat puluh lima menit itu, berakhir dengan kebahagiaan. Ya, kebahagiaan. Bunda selamat, bayi selamat dan sehat semuanya, tak kurang satu apa pun.

"Selamat ya, Hikari? Bayi kamu cantik sekali," ucap Tante Audri sembari membetulkan letak selimut Bunda. "Semoga kelak ia akan menjadi pribadi yang secantik parasnya,"

"Terima kasih, Kak. Aamiin, Allaahumma aamiin." Bunda menjawab haru. "Andai Mas Kano masih ada ya, Kak? Mas Kano pasti bahagia sekali ...," Bunda semakin terpeluk haru. Sementara tangis Buah Cinta-nya terdengar melengking-lengking di ruang sebelah. Suster sedang membersihkannya.

"Sssttt, sudah, Hikari. Sudah. Kano sudah bahagia di sana. Doakan yang terbaik untuknya," Tante Audri mengangsurkan segelas susu kepada Bunda. "Pakek sedotan aja ya?" Tante Andri mengambil sedotan dari atas nampan." Nih, minum. Biar pulih tenaga kamu."

"Makasih, Kak." Bunda menyeruput susu hangat itu dengan hati bergelenyar lembut. Bayangan Mas Kano tercintanya berkelebatan di benaknya. Menari-nari. Seolah ingin menghampirinya, memeluknya dan menuturkan, "Terima kasih, Hikari Sayang, sudah menghadiahi Mas Buah Cinta yang sangat indah ini. Mas saaangaaat bahagia,"

"Eeeh, Hikari. Ngelamun ya? Sudah, ndak usah mikir yang endak-endak. Mendingan kamu istirahat gih." Tante Audri menepuk pundak Bunda lembut. "Dihabisin dulu, susunya."

Bunda menurut. Tanpa penolakan. Sebab, jauh di lubuk hatinya, Bunda tengah bercengkerama dengan Mas Kano tercintanya ....

"Ah, andai kecelakaan itu tidak terjadi ya, Kak?" Bunda bergumam lirih, sebelum akhirnya tertidur lelap. Wajahnya terlihat sangat lelah dan pucat.

---#---

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Hadiah Untuk Mas Kano"

  1. Mengarukan

    Cerita ini singkat
    Mengajak pembaca untuk aktif merangkaikan elipsis yang ada

    Lanjutkan!:)

    BalasHapus