Pilihan Hati 7

"Belum, Yas. Mau keluar sebentar sama Mas Alif." Kataku jujur. Tanggung, sudah terlanjur ketahuan. Mendengar kejujuranku, Dyas mengomel.

"Haaa? Ketemuan? Jam segini? Ngamur lo, Pi! Bahaya tau?"

"Iya, aku ngerti. Cuma sebentar kok, Yas."

"Ya udah, terserah! Gue ngantuk. Month tidur lagi. Ntar ati-ati ya?" Tukasnya sambil kembali bergelung dalam selimut. Aku merinding. Entah kenapa. Tiba-tiba merasa ada yang aneh. Sampai kemudian sadar kalau Mas Alif sudah menunggu di luar tenda. Dia berdeham kecil seperti biasa. Kode kedatangan.

*

Ombak di pantai begitu anggun dan tenang. Gulungannya gemulai mirip balerina yang sedang perform on stage. Ah! Menjadi bertambah indah karena ada Mas Alif berjalan berdampingan denganku. Rasanya menjadi begitu tenang tanpa merinding yang tadi kurasakan di tenda.

"Pi, kamu tahu kan, aku sangat mencintaimu." Mas Alif membuka obrolan. Kami duduk selonjor di atas pepasir putih. Krakal benar-benar eksotis di malam hari. Dihiasi temaramnya cahaya rembulan. Ah, benar-benar romantis.

"Iya, Mas. Aku juga."

"Kalo gitu, kamu mau kan menikah sama aku?"

"Iya. Mau, Mas." Jawabku jujur. Aku memang sangat mencintai Mas Alif. Tanpa alasan, kecuali dia orang yang sangat baik dan care kepada sesama. Jadi, walaupun baru tiga bulan mengenal dan bersamanya, aku sudah benar-benar jatuh cinta. Mas Alif, segalanya bagiku!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pilihan Hati 7"

Posting Komentar