Pilihan Hati 5

Aku bangga sama Mamak dan Bapak. Meski pendidikan mereka tidak tamat SMU, tapi sangat pandai mendidikku. Mereka mengajariku banyak hal dalam kehidupan. Satu yang paling berharga yang mereka ajarkan, jangan pernah minder! Meskipun kita hidup miskin, tidak akan menjadi masalah, selama kita menjadi orang baik dengan jujur, tulus dan ikhlas. Begitulah, ajaran sekaligus spirit terbesar bagiku dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Jadi, tak ada minder dalam kamusku. Yang ada hanyalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Itulah mengapa, aku dan Nara bisa bersahabat dekat sampai sekarang. Bukan hanya aku, Nara juga sangat pandai menjaga persahabatan kami. Papa dan Mamanya juga tidak keberatan sama sekali, bahkan mereka sering menitipkan Nara di rumah kami. Terutama saat Mbak Lim, pembantu yang bekerja di rumah mereka pulang kampung. Nara sering menginap di rumah kami. Salut juga dengan keluarga kaya raya yang satu ini, karena tidak merasa jijik ketika harus berlama-lama di rumah kami yang mirip gudang di rumah mereka.

Nara bahkan betah kalau sudah menginap, katanya tidak mau pulang. Dia mengaku senang bisa mengaji bersama. Itu memang hal istimewa yang dirilis Mamak dan Bapak. Setiap selesai shalat Maghrib, kami mengadakan tadarus Al-Qur'an. Belum lagi setiap selesai shalat Shubuh, Mamak mengajariku menghafal Al-Qur'an. Dulu, waktu belum menikah sama Bapak, Mamak pernah mesantren di kampungnya. Ya, tidak lama sih, tapi alhamdulillah tamat mempelajari Al-Qur'an. Tak heran kalau Mamak menerapkan disiplin tinggi dalam urusan ibadah.

Bahkan, bisa dibilang rumah kami mirip pesantren. Selalu meriah dengan bacaan Al-Qur'an. Alhamdulillah.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pilihan Hati 5"

Posting Komentar