Pilihan Hati 6

Di sini kau dan aku
Terbiasa bersama
Menjalani kasih sayang
Bahagia ku denganmu

My Heartnya Acha Septriasa dan Irwansyah mengalun merdu dari ponselku. New Call Ayang tertera di layar.

"Manisku sudah tidur?" Tanya Mas Alif setelah menjawab salamku.

"Belum, Mas." Jawabku singkat.

"Kamu mau ndak ikut aku?"

"Kemana, Mas?"

"Ya mau ndak? Aku mau melihat laut di malam hari." Ucapnya lembut, kudengar dia sedang merokok. Aku bisa memastikan dari caranya bebicara. Mirip orang sedang flu.

"Emmm, gimana ya, Mas? Udah malam gini." Kataku sedikit ragu tapi mau.

"Baru jam sembilan. Palingan ndak sampai sejam udah sampe sini lagi. Kan cuma deket, bentar aja, Manis." Bujuknya. Kelemahanku hanya satu saat bersama Mas Alif. Tidak bisa menolak permintaan dan ajakannya. Akhirnya kuiyakan. Atas permintaannya aku menunggu di tenda.

Kukenakan jaket pink polosku. Ini sih oleh-oleh Mamanya Nara dari Alaska tahun lalu. Langsung menjadi jaket favorit karena warnanya pink. Selain merah aku selalu kesengsem dengan pink dan oranye. Tiga warna favorit.

Tiba-tiba Dyas terbangun dan langsung menyerbuku dengan banyak pertanyaan. Hihihi. Aku jadi geli sendiri. Di antara Aga dan Nara, Dyas memang lebih banyak ngomong. Cerewet malah. Tingkat kecerewetannya sebanding dengan nenek-nenek yang lagi ngomelin cucunya.

"Belum tidur, Pi? Gawat. Pacaran aja lo? Inget, Pi. Jangan pacaran di sini. Entar kesambet lho!"

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pilihan Hati 6"

Posting Komentar