Pilihan Hati 3

"Jangan sakiti Epi, Pak. Sudah, sudah," Mamak menangis tersedu. Ditengah isaknya menenangkan Bapak dengan air kesabarannya. Tangis saja takkan cukup, aku berniat masuk ke kamar. Berdiri dan melangkah dengan tubuh gemetar. Bekas tamparan Bapak sangat perih kurasakan. Tidak menyangka sama sekali Bapak akan melakukan ini.

"Ini, ini, Mak. Sikapmu yang begini ini yang membuatnya nggak bisa mikir! Kamu terlalu memanjakannya, Mak. Makanya dia selalu berbuat seenaknya sendiri. Haaah! Terserah! Kamu urusi saja anakmu itu, Mak! Pusing aku," Kata Bapak meledak-ledak.

Kulanjuttkan langkah menuju kamar. Kudengar langkah kaki seseorang yang aku yakin itu milik Mamak menyusulku. Entah apa yang terjadi, aku tak tahu. Tiba-tiba mataku berkunang-kunang, pandanganku gelap. Kuhentikan langkah. Kutahankan tubuh yang mulai melemas. Namun apa daya ... Tubuhku ambruk disusul teriakan Mamak dan Bapak.

"Epiii ... Paaak, tolong Epi, Pak." Teriak Mamak sambil berusaha menyangga tubuhku.

"Oooalaaah, Pi. Kenapa jadi begini, Pi? Maafkan Bapak, Pi. Bapak hanya sayang sama kamu. Sayang sekali to Pi, kalo kamu berhenti sekolah. Kamu kan udah kelas dua. Lagian apa Alif bisa menjamin kebahagiaan dan masa depanmu to, Pi? Aduh, Bapak jadi bingung, Pi. Ayo, Mak kita papah ke kamar aja." Kata Bapak dengan nada campuran antara marah, sedih dan bingung. Terdengar penyesalan atas tamparannya tadi.

Bagiku, itu semua hanya resiko yang harus kuterima. Orang tua mana yang tidak akan marah seperti ini? Harusnya aku tidak melakukannya. Harusnya aku mengabaikan permintaan Mas Alif. Tapi, jujur aku takut. Sangat! Bagaimana kalau yang dikatakannya benar? Bagimana kalau itu menjadi kenyataan? Aaah, harusnya kami tidak pernah melakukannya.

Ternyata itu bukan hanya larangan tapi sumber penderitaan. Harusnya aku tidak menuruti Mas Alif. Harusnya aku menolak dan menghindarinya, meski tidak rela jika harus putus cinta dengannya. Sejujurnya aku tak punya pilihan lain kecuali menurutinya.

Malam itu di Pantai Krakal, saat aku, Mas Alif dan anak-anak RAPALA (Remaja Pecinta Alam) mengadakan kemah, imanku goyah!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pilihan Hati 3"

Posting Komentar