Mak Comblang

Sulit. Paling nggak suka diginiin. Serius! Mendingan aku minum es cendol segalon daripada harus nurutin Syifa. Udah dibilangin Vios itu banyak yang naksir malah nggak percaya. Udah gitu moody lagi. Kalau lagi jinak, halus lembut kaya bubur susu tapi kalau lagi buas haduuuh, mirip monster turun dari neraka.

Sebenarnya sih salahku juga. Ngapain coba aku mau dinobatkan jadi Mak Comblangnya dia sama Vios? Cieeeh, dinobatkan. Nggak apa-apa kan, biar terkesan famous. Eit, catatan nih. Aku ini, Giri. Mak Comblang paling cute di dunia. Nggak percaya? Ya udah! Entar nyesel loh!

Haaalaaah, Syifa lagi Syifa lagi. Ngapain sih nelepon malem-malem gini? Kurang kerjaan. Nggak tahu ya, Giri MC (mak Comblang) ini lagi maskeran. Biar wajahnya tambah kece ples ngangenin? Hemmmeeeh!

"Ri! Jangan lupa besok pagi. Surat itu harus bisa masuk ke tasnya Vios."

"Iya, aku ngerti."

"Lagi. Jangan sampai salah masukinnya. Entar kaya dulu lagi," gerutunya. Hihihi. Aku jadi geli. Keingetan waktu salah masukin sekotak permen sama cokelat yang kata Syifa kesukaan Vios ke tasnya Rega. Hakakaka. Siangnya Rega langsung nembak Syifa. Kalau itu sih ngenas ending. Aku kena cakaran. Syifa yang setAjam cakar kucing bunting.

"Iya, iya,"

"Jangan iya, iya aja dong, Ri. Beneran khawatir nih."

"Ideh tenang aja kali. Giri kan MC profesional."

"Berrr. Ya udah ya? Jangan lupa tugas kamu semuanya. Aku mau bobok cantik dulu." Hik. Langsung ditutup. Tanpa basa-basi. Emang Syifa pikir aku ini apa coba? Bukannya kasih salam kek, apa kek? Aaah!

*

Ini efek bangun kesiangan. Mesti ngos-ngosan hanya demi tugas mulia sebagai MC. Itu sih kalau nggak mau dipecat sama Syifa. Secara dia itu kan kejam sekali. Kalau keinginannya nggak dituruti bisa ngamuk dua kali dua ratus jam.

Nah! Itu dia Vios. Kebetulan nih, sekolah masih sepi. Good luck, Giri. Bisikku menyemangati diri sendiri. Next ... Mendekati Vios dan memastikan tasnya itu ada anaknya. Eh, kantongnya di belakang. Jadi sambil merayu eh ngobrol aku bisa memasukkan urat cinta syifa secara diam-diam. Duuuh, otakku memang cemerlang!

"Hei, Vios."

"Hei,"

"Pagi amat, Os?"

"Enggak. Biasa aja."

"Oh, any way sendirian aja nih?" Tanyaku sambil beraksi dan sukses. Surat itu sudah masuk dengan sukses. Gila juga Vios. Kok nggak terasa aku buka tutup resleting tasnya? Ah, bodo, ah. Yang penting sukses. Yippieee!

"Oke, Vios. Aku ke kelas ya?"

"Oke," katanya singkat. Dengan bangga aku berjalan menuju kelas. Tapi ... Skian langkah di depan pintu kelas, jantungku serasa rontok.

"Ri, lihat Vios gak?" Tanya Aldan.

"Di sana tuh," kataku.

"Mau nukerin tas. Kemarin salah ambil dari loker." Jujurnya dan aku langsung hengkang. Jadiii, itu tadi, tasnya Aldan?

Mati aku!

The End

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mak Comblang"

Posting Komentar