Serial: Jannah Family

jannah-family.jpg

Bismillaah

---Wasiat Surga---

Puri merasakan, waktu begitu cepat bergulir hari ini. Begitu juga dengan Mama. Mungkin, karena hari ini, mereka akan menyambut kedatangan tamu paling istimewa dan spesial, Tsun. Ya, sebentar lagi, Tsun dan Bapak akan datang untuk mengkhitbah Puri. Tadi pagi, Tsun menelepon Mama, mengkonfirmasi bahwa ia akan datang menepati janji. Melaksanakan azzam. Bismillaah. Semoga, Allaah sampaikan dengan sehat, selamat dan tak kurang satu hal pun. Aamiin.

"Honey," suara Mama dari balik pintu. Puri yang sedang merapikan kerudungnya, segera menyahut,"Mama, please come in,"

Mama tertegun. Tertawan. Dalam hati, Mama bersyukur dan berbahagia. Betapa sesungguhnya, putrinya ini benar-benar anugerah terindah dalam hidupnya. Cantik, anggun, wajahnya selalu berseri-seri menyiratkan suasana batinnya yang berseri-seri pula. Kecerdasan tampak berbinar pada bola mata sipitnya yang bening. Ah, Honey ... Andai, saat itu Honey tidak tertabark mobil. Andai, klep jantung Honey tidak bocor. Andai ... Mama terhanyut! Hanyut ke dalam pusaran duka. Duka yang menggulungnya hingga kandas. Di dasar lautan duka.

Namun, suara riang Puri menariknya kembali ke permukaan laut, "Jadi, bagaimana dengan gamis Puri, Mama? Matching tidak dengan niqabya? Kerudungnya, bagaimana? Terlalu lebar tidak, Mama?"

Mama tersentak. Diusirnya gagap yang hendak menyerangnya. Gugup pun ditepiskannya. Mama menghela napas panjang, menenangkan diri. Lalu, melangkah setenang mungkin, menuju tempat Puri berdiri. Kini, kaca rias berukuran besar itu pun memantulkan bayang dirinya dan Puri. Mama tersenyum sedamai mungkin. Merangkul Puri dari samping dan mengatakan, "Honey, you are so beautifull. Charming. Ma syaa Allaah."

Puri tersenyum. Senyum manis dan tersimpul di sudut bibirnya. Senyum kebahagiaan.

"Honey,"

"Mama,"

"Jadilah wanita shalihah, sepanjang hayatmu. Berbaktilah kepada Allaah, dan Tsun. Ia, Surga bagimu. Bismillaah, semoga Allaah meridhai kalian." Ucap Mama tersendat. Disapunya air mata yang berdesakan di pelupuknya.

"Iya, Mama. Tapi, Ma. Kalau Mas ...,"

"Honey?" Mama menatap Puri. Dalam.

"Kalau Mas, setelah melihat Puri nanti. Eng, emmm, Mas ...,"

"Sssttt, Honey. Tenang ya? Honey yang tenang. In syaa Allaah, Tsun tidak akan berubah. Mama yakin, ia anak yang shalih. Honey yang tenang ya? Anak shalih, tidak akan melihat pasangannya dari kriteria fisik. Percaya ya, sama Mama?" Terang Mama bijak. Sungguh, keteranagan yang menyejukkan hati Puri. Keterangan yang mendamaikan jiwanya yang terkadang terkoyak oleh kondisi fisiknya.

Puri mengangguk, "Lalu, apakah Mas akan menerima Puri dan kursi roda ini, Mama?"

"In syaa Allaah, Sayang. Kalau Tsun bisa menerima kelebihanmu, otomatis ia akan mau dan bisa menerima kekuranganmu. Sama seperti Honey menerima Tsun. Honey ikhlas kan? Menerima Tsun apa adanya?"

"Ya, Mama. Bismillaah."

Kamar berukuran besar dengan beberapa rak boneka dan rak buku di beberapa sudutnya itu menjelma taman bunga di kala senja. Indah. Bertabur bahagia.

---#---

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Serial: Jannah Family"

  1. Allaah Memberkahi Tsun dan Puri, semoga Allaah Meridhai mereka :) seperti itulah cinta sejati. Bagus, ceritanya..sangat menyentuh.

    BalasHapus
  2. Sakura Sizuoka Posted By Admin5 Oktober 2015 pukul 22.25

    @Kakangmas Wida,
    Allaahu Akbar. Thanks, Kak. :)

    BalasHapus